RESUME RENCANA PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
Mendefinisikan Permasalahan Perencanaan Pendidikan
ü Ruang lingkup permasalahan pendidikan
ü Pengkajian sejarah perencanaan pendidikan
ü Perbedaan antara kenyataan dan harapan pendidikan
ü Sumber daya dan hambatan perencanaan pendidikan
ü Menentukan bagian –bagian dari perencanaan pendidikan beserta
prioritasnya
Analisis Bidang Telaah Permasalahan Perencanaan Pendidikan
ü Bidang atau wilayah dan
system – system sub telaah
ü Pengumpulan data
ü Tabulasi data
ü Perkiraan perencanaan
Mengkonsepsikan Dan Merancang Rencana
ü Mengidentifikasi kecenderungan umum
ü Menentukan tujuan dan sasaran
ü Mendesain perencanaan
Evaluasi Rencana
ü Perencanaan melalui simulasi
ü Evaluasi perencanaan
ü Pemilihan perencanaan
Menentukan Rencana
ü Rumusan masalah
ü Laporan hasil
Implementasi Rencana
ü Persiapan program
ü Persetujuan perencanaan
ü Pengaturan unit-unit oprasional perencanaan
Evaluasi Implementasi Rencana Dan Umpan Balik
ü Monitoring rencana
ü Evaluasi rencana
ü
Menyelesaikan,
mengubah, dan mendesain ulang rencana.
URAIAN MATERI
PROSES PERENCANAAN PENDIDIKAN
Penyiapan Program
Langkah tersulit dari suatu proses perencanaan pendidikan adalah
implementasi. Hal ini disebabkan antara lain sebagai berikut :
1.
Adanya
masalah pembagian sumber daya yang belum terpecahkan dengan baik.
2.
Kebijakan-kebijakan
umum untuk implementasi rencana belum diformulasikan dengan sistematis.
3.
Dukungan
dari masyarakat akademis, pengambil keputusan politik dan praktisi pendidikan
seringkali esoteric (diketahui / dipahami oleh orang – orang tertentu saja) sebagai
upaya bersama untuk program tindakan yang efektif.
Masalah seputar program tinfakan berhubungan dengan ketidakmampuan
atau ketidakmauan dalam memahami proses yang sebenarnya agar memperoleh
pendekatan yang bermakna untuk pelaksanaan rencana yang disiapkan. Walaupun
sebelum rencana dipersentasikan kepada petugas (official ) untuk mendapat
persetujuan, terjadi debat terus menerus tenang tujuan dan metode penelitian.
Norma Norma
Yang Perlu Diperhatikan
masalah-masalah yang dihadapi para
administrator pendidikan implementasi program tindakan oleh karena itu
bergantung pada misi yang tugaskan pada perencanaan pendidikan.
Perbedaan
antara perencanaan kebijakan penidikan dengan perencaan program pendidikan.
Perencanaan kebijakan pendidikan menyangkut pengembangan pedoman umum tindakan oleh sekelompok orang
tertentu (elected officials). Sedangkan perencanaan program pendidikan
menyangkut persiapan rencana-rencana yang spesifik disertai prosedur – prosedur
yang diterapkan oleh intitusi /
organisasi administrasi pendidikan dalam kerangka system pendidikan yang ada.
Dalam
melaksanakan program tindakan, institusi
/ organisasi harus melewati tiga tes yaitu :
a)
Institusi
/ organisasi yang merencanakannya harus memperoleh dukungan dari pengambil
keputusan.
b)
Institusi
/ organisasi harus membolehkan tokoh pengambil keputusan berpartisipasi dalam
menyusun rencana pendidikan.
c)
Institusi
/ organisasi bersama dengan tokoh pengambil keputusan mengontrol pembuatan
keputusan - keputusan penting untuk
implementasi.
Butir-Butir
Peritmbangan Dalam Penyiapan Suatu Program Aksi
1)
Mobilitas
social penduduk perkotaan memiliki relevansi dengan proses pendidikan
2)
Mewujudkan
kebetuhuatan masyarakat urban merupakan dilema pendidikan
3)
Sebagian
berpendapat bahwa masalah dibuat oleh pusat-pusat kekuasaan yang terpisah, yang
masing-masing beroprasi dengan pengetahuan yang sedikit tentang politik
pendidikan.
4)
Penentuan
prioritas pendidikan dalam implementasi program analisis sistematis
5)
Peran
institusi pendidikan dalam implementasi program aksi telas di analisis secara
kritis.
6)
Perluasan
upaya pendidikan ke desa-desa untuk program pendidikan menyebabkan kerumitan
dalam implementasi.
7)
Konsekuensi
dan hasil program –program kasi umumnya merupakan hasil simulasi yang diterima
dari luar badan pendidikan atau kelompok-kelompok yang telah berhasil
memisahkan kegiatan dari bidang pendidikan.
Hambatan Yang
Tidak Terlihat Yang Mungkin Terjadi
Sebuah program
tindakan seharusnya tidak hanya memperhatikan satu atau dua aspek dari
perencanaan pendidikan yang komperhensif. Contoh : pembanguan gedung sekolah
harus dikaitkan dengan perencanaan program pendidikannya. Sehubungan program
tinakan pendidikan harus dipertimbangkan produktif secara ekonomi. Semua sumber
daya sekolah harus merupakan investasi yang menguntungkan baik untuk sector
public maupun swasta. Sebuah program tindakan tidak boleh radikal atau utopis
yang akan menyebabkan gagal diimplementasikan.
Persetujuan
perencanaan : Pertimbangan Legalnya
Rencanan
pendidikan yang menyeluruh adalah dokumen public resmi yang diadopsi oleh
pemerintah sekolah lokal. Sebagai sebuah kebijakan, rencana pendidikan akan
mengarahkan proses pembuatan keputusan dengan memperhatikan pengembangan
program – program pendidikan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk
menjalankannya. Rencana itu mengidentifikasi secara umum yang dalam cara itu
pengambil keputusan terpilih ingin agar komunitas mengembangkannya untuk 20
hingga 30 tahun kedepan.
Dasar - Dasar
Legislatif Untuk Perencanaan
Langkah pertama
untuk menentukan perencanaan pendidikan yang komperhensif adalah meninjau
dengan teliti kemampuan Negara untuk menghasilkan undang- undang. Negara yang
mempunyai wewenang untuk mengeluarkan setiap undang-undang legislatif yang dipertimbangkan bijaksana. Kekuasaan
utama perundang-undangan yang dibutuhkan
dalam usulan perencanaan adalah kekuasaan menarik pajak, kekuasaan atas hak –
hak Negara dan kekuasaan polis.
Kekuasaan Kebijakan
Negara bebas
merumuskan dan menjalankan kebijakan pendidikannya. Sebagai contoh, di florida
undang-undang untuk perencanaan pendidikan yang komperhensif dinyatakan
dibeberapa bagian di seluruh hukum sekolah florida, misalnya pada bagian 229
yaitu tentang fungsi-fungsi agensi pendidikan.
Konstitusi
tidak permanen
Isi rencana
pendidikan, prosedur tujuan dan implementasi sangat berbeda antar Negara.
Mengesampingkan perbedaan tersebut, beberapa pertanyaan mendasar memerlukan
jawaban. Apa tujuan perencanaan pendidikan yang komperhensif ? apakah tujuan
dan sasaran jelas atau implisit ? untuk siapa perencanaan ditujukan : siswa,
komunitas, warga Negara, guru, administrator pendidik, dewan sekolah ? apakah
perencanaan pendidikan yang komperhensif berhubungan dengan banyak kekuasaan
legal untuk control pendidikan dan pedoman?.
perencanaan pendidikan yang komperhensif
merupakan konstitusi yang tidak permanen, apakah di level Negara bagian ataupun
local. Sumber daya dan kekuatan dikelola untuk menghasilkan manfaat yang utama.
Dan pengaturan ini tidak terjadi dengan tidak sengaja.
Pengorganisasian
Unit-Unit Oprasional
Mempertahankan
organisasi perencanaan pendidikan merupakan tugas yang menarik karena memelukan
energy, bakat, dan biaya untuk mempertahankan manfaat structural sebuah
perencanaan pendidikan, menginformasikan kepada orang lain penyelesaiannya dan
mempertahankan keberlangsungan rencana. Jika juturannymlah unit dalam
organisasi bertambah untuk menampilkan sebuah tugas yang lebih banyak, biaya
yang dibutuhkan dalam kelompok-kelompok komunitas pendidikan untuk mendukung organisasi
tersebut. Dibuat generalisasi agar yang lain menjadi sama, sehingga organisasi
menjadi lebih mudah karena batas kekuasaannya lebih keil dalam pengorganisasian
perencanaan. Oleh karena itu, besarnya variasi sub unit dan pengaturannya
memainkan bagian penting untuk kesuksesan akhir perencanaan pendidikan yang
menyeluruh.
Faktor kedua
dalam pengorganisasian oprasi perencanaan pendidikan adalah bahwa perencanaan
pendidikan harus bekerja di dalam batas- batas kekuasaan pemerintah pendidikan
local. Jika perencanaan pendidikan merupakan sesuatu yang baru untuk sebuah
organisasi maka merupakan sesuatu yang baru juga untuk komunitas dimana
organisasi pendidikan berada, sehingga kecil kemungkinan perencanaan berjalan
tanpa kontraversi.
Faktor
penghambat terakhir adalah perencanaan pendidikan sendiri kekurangan kewenangan
eksekutif. Perencanaan pendidikan tidak dapat menjalankan rencana dengan
kewenangan mereka sendiri. Perencanaan harus membujuk pengambil keputusan yang
akan memunculkan resiko perubahan dari rencana komperhensif yang
dipersentasikan untuk disetujui. Seandainya perencanaan pendidikan mempunyai
kewenangan untuk menjalankan sendiri rencananya. Oleh karena itu perencanaan
pendidikan harus mengembangkan strategi-strategi
oprasional yang lebih baik. perencanaan pendidikan harus menjangkau keluar
batas-batas langsung dukungan politik dan memenangkan dukungan publik untuk
kegiatannya. perencanaan pendidikan harus membuat rencana sampai skala
lingkungan, yang salah satu sasarannya adalah lingkungan sekolah, sehingga
menumbuhkan kebanggaan masyarakat guna mendapat dukungan public. Jika
berhasil, para politisi pendidikan akan
mendukung perencanaan pendidikan utuk
kepentingan sendiri ataupun untuk dapat bertahan.
Kerja sama
dalam pelaksanaan rencana pendidikan
Kerja sama
adalah tindakan oprasi bersama-sama satu orang degan yang lainnya.
Berpartisipasi merupakan kata kunci perencanaan pendidikan. Hal ini membantu
mempertegas tanggung jawab individu dalam pengembangan kesadaran akan tujuan
perencanaan dan pembuatan keputusan yang koheren.
Sebuah
perencanaan mendukung banyak bagian, peran, pelaku dan kerja sama untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang dibutuhkan dalam perencanaan adalah
kerja sama dan kesamaan pemikiran sebelum proyek tersebut dimulai. Variasi
situasi kerja sama dapat diinterpretasikan dalam 5 kerja sama, yang berhubungan
dengan aspek orang, tempat, perubahan, ekonomi, aktivitas.
1.
Kerja
sama antar orang
Dalam
pendidikan komponen social yaitu siswa, guru, kepala sekolah, administrator
beserta kegiatannya termasuk dalam system dan sangat penting dalam usaha kerja
sama. Baik partisipan yang ramah maupun bermusuhan saling berhubungan dengan
system lainnya. System yang lainnya tersebut harus dimasukkan dalam proses
perencanaan pendidikan yang komperhensif. Dimasa lalu hal tersebut tidak
terjadi. Program-program disyaratkan oleh hukum arau diperintahkan melalui
obligasi kontrak yang meminimalkan inisiatif swasta untuk kerja sama.
2. Kerja sama berkaitan dengan tempat
Lingkungan
fisik (tempat) meliputi : lokasi, topografi, iklim, struktur sarana,
perlengkapan dan lain-lain tidak dapat dipisahkan dari perencanaan pendidikan
yang komperhensif. Setiap tempat membutuhkan penyesuaian dalam skala luas
mempengaruhi pelaksanaan perencanaan pendidikan yang komperhensif.
3. Kerja sama berkaitan dengan perubahan atau
gerakan
Dalam
suatu system. Pergerakan membutuhkan kerja sama. Kerja sama merupakan dasar
untuk mengurangi perpecahan antar tempat kegiatan, sehingga memungkinkan
terjadinya pergerakan. Spesialisasi aktifitas pendidikan membuat perlunya kerja
sama antar orang. Pola aktifitas pendidikan menggambarkan system ketergantungan
yang dalam system tersebut pilihan
lokasi atau tempat dibuat mempertimbangkan kerja sama yang renggang antar
aktivitas dan interaksinya. Beberapa orang memandang ini sebagai akses ke
banyak orang, lainnya kenyamanan pergerakan, dan lainnya lagi sekedar
kedekatan.
4. Kerja sama berkaitan dengan ekonomi
Ekonomi
sangat penting karena tidak ada perencanaan yang dapat dijalankan tanpa
pendapatan dan pengeluaran. Perencanaan yang dijalankan harus diperhitungkan
sehingga memungkinkan secara ekonomi. Ekonomi merupakan kunci bagaimana dan proyek pendidikan apa yang dijalankan.
Ekonomi memberikan jalan untuk insentif. Insentif yang tidak layak dapat
menyebabkan kegagalan kerjasama. Uang mrupakan hadiah atas kontribusi yang
diberikan. Dalam system keuangan kita, dorongan kerja sama merupakan yang paling
kuat dan paling diabaikan. Dalam sebuah organisasi seperti pendidikan,
motif-motif berakar dari kepuasan individu dan komunitas.
5. Kerja sama berkaitan dengan aktivitasi
Kerja
sama antar kegiatan agensi pendidikan sangat penting dalam rangka pencapaian
tujuan. Kerjasama dengan sendirinya akan mengatasi keterbatasan-keterbatasan
yang inheren ketika hanya satu atau sedikit dijalankan. Sebuah keterbatasan
adalah sebuah fungsi dari sebuah keseluruhan kegiatan yang dibutuhkan. Contoh
jika bis sekolah gagal mengantarkan siswa ke sekolah maka kegiatan sekolah akan
terpengaruh. “ mengatasi sebuah keterbatasan adalah cara untuk mencapai tujuan,
ketika keterbatasan tidak dapat diatasi tujuan harus dihilangkan”.
Kerja sama
sangat penting untuk keberhasilan. Dua pertimbangan yang harus diperhatikan :
a.
interaksi antar agresi pendidikan harus terjadi
b.
interaksi agensi pendidikan yang berbeda membantu meyakinkan keberhasilan proyek.
Mengkordinasikan
pelaksanaan rencana pendidikan
Kordinasi
adalah proses penjadwalan kegiatan untuk menghilangkan konflik agar tujuan
dapat tercapai. Semakin kompleks kegiatan semakin sulit untuk membedakan antar
poin kooordinasi yang rasional dengan yang kurang rasional.
Mengkooordinasikan
kegiatan yang berbeda dan tujuan agensi pendidikan yang beragam merupakan
esensi perencanaan pendidikan yang komperhensif. Kegiatan koordinasi juga
merupakan sisi kreatif pengorganisasian. Kombinasi yang sesuai dengan aktivitas
pendidikan untuk menghasilkan output pendidikan yang efektif adalah tujuan
setiap system pendidikan.
Pengendalian
Perencanaan Pendidikan.
Pengawasan akan
berkaitan langsung dengan jalannya perencanaan secara keseluruhan. Misalnya
adalah satu yaitu mengintegrasikan keseluruhan, menemukan keseimbangan di
antara syarat-syarat kegiatan tunggal dan untuk misi system penting untuk
efektivitas secara keseluruhan.
RINGKASAN
Perencanaan
kebijakan pendidikan menyangkut pengembangan pedoman umum tindakan oleh
sekelompok orang tertentu (elected efficials). Perencanaan program
pendidikan menyangkut persiapan rencana-rencana yanag spesifik disertai
prosedur-prosedur untuk diterapkan oleh institusi/organisasi administrasi
pendidikan di dalam kerangka system pendidikan yang ada. Rencana pendidikan
akan mengarahkan proses pembuatan keputusan dengan memperhatikan pengembangan
program pendidikan dan alat – alat yang dibutuhkan untuk menjalankannya.
Perencanaan
pendidikan yang komperhensif merupakan konstitusi yang tidak permanen dan
merupakan kumpulan prinsip-prinsip pendidikan fundamental. Perencanaan
pendidikan mempunyai sejumlah masalah yang unik, sehingga tidak ada satu bentuk
perencanaan tertentu dapat dilaksanakan dan diorganisasikan yang akan menjamin evektifitas
agensi. Dalam mengorganisasikan unit-unit oprasional perencanaan pendidikan
memiliki keterampilan metodologis, berupaya menjangkau seluruh kepentingan
pendidikan dengan kriteria yang obyektif dan rasional.
Sebuah
perencanaan mengandung banyak bagian, peran, pelaku, dan kerjasama untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yang dibutuhkan dalam perencanaan
adalah kerjasama dan kesamaan pikiran sebelum proyek tersebut dimulai. Variasi
situasi kerjasama dapat di interpretasikan dalam 5 kerja sama yaitu :
a)
Kerjasama
antar orang
b)
Kerjasama
berkaitan dengan tempat
c)
Kerjasama
berkaitan dengan perubahan atau gerakan
d)
Kerjasama
berkaitan dengan ekonomi
e)
Krjasama
berkaitan dengan aktivitas
Koordinasi adalah proses penjadwalan kegiatan untuk
menghasilkankonflik agar tujuan dapat tercapai. Mengkooordinasikan kegiatan
yang berbeda dalam tujuan agensi pendidikan yang beragam merupakan esensi
perencanaan pendidikan yang komperhensif dengan tujuan untuk menerjemahkan
tujuan perencanaan pendidikan yang komperhensif ke dalam program-program
praktis.
posting by : kang nawa
08 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar