Rabu, 07 Oktober 2015

makalah pendidikan berbasis masyarakat program studi manajemen



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pendidikan  sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang dilakukan  oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Melalui pendidikan sepanjang hayat, manusia selalu belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau pengalaman yang telah dialami. Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas usia, semua manusia baik yang masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa menjadi peserta didik, karena carabelajar sepanjang hayat dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.
Masyarakat belajar (community learning) adalah pembelajaran yang dilakukan kepada masyarakat dalam bentuk kelompok-kelompok. Hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama. Masyarakat belajar merupakan upaya untuk lebih melibatkan masyarakat dalam upaya-upaya membangun pendidikan untuk kepentingan masyarakat dalam menjalankan perannya dalam kehidupan.
Pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan berfikir, emosional, berwatak dan berketrampilan untuk siap hidup di tengah-tengah masyarakat.
Belajar sepanjang hayat adalah belajar seumur hidup yang merupakan kebutuhan manusia dalam usaha mengembangkan diri serta mempertahankan eksistensinya adalah melalui belajar yang dialkukan sepanjang hayatnya. Tanpa belajar manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan yang selalu berubah.





1.2. Rumusan Masalah
1.  Apa Pengertian long life education dan learning community?
2.  Apa Long Life Education dan Aspek Lingkungan Belajar?
3. Apa Learning Community dan Aspek Lingkungan Belajar?
4. Bagaimana Hubungan Long Life Education (pendidikan sepanjang hayat) dan  Learning Community (masyarakat belajar) ?

1.3. Tujuan  Penulisan
Pada dasarnya Tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk mengerjakan tugas UTS mata kulia filsafat  ilmu,     Sedangkan tujun khusus dari penyusunan makalah ini yaitu :
1.  Mengetahui Pengertian long life education dan learning community.
2.  Mengetahui Long Life Education dan Aspek Lingkungan Belajar.
3. Mengetahui Learning Community dan Aspek Lingkungan Belajar
4. Mengetahui  Hubungan Long Life Education (pendidikan sepanjang hayat) dan  Learning Community (masyarakat belajar) .















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Long Life Education (pendidikan sepanjang hayat) dan  Learning Community (masyarakat belajar)
Kata masyarakat dapat disamakan dengan community dan society, secara teknis ilmiah artinya berbeda-beda menurut para ahli sosiologi.
a.  Kata masyarakat didefinisikan dengan suatu kehidupan bersama di suatu wilayah dan waktu tertentu dengan pola-pola kehidupan yang terbentuk oleh antar hubungan dan interaksi warga masyarakat itu dengan alam sekitar. (Syam:1986:184).
b.  Menurut Ogburn dan Nimkoff masyarakat adalah suatu kelompok atau sekumpulan kelompok-kelompok yang mendiami suatu daerah.
c.   Menurut Robert W dan Richey, masyarakat sebagai kelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan tata cara berfikir dan bertindak yang relatif sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sendiri sebagai satu kesatuan (kelompok).
d.  Menurut Torsten (1974) makna masyarakat belajar itu adalah makin lama makin banyak orang yang harus mendidik diri sendiri untuk waktu yang semakin panjang yang tidak hanya sesuai untuk kepentingan dirinya sendiri dan keadilan demokrasi, akan tetapi juga cocok dengan kebutuhan selama sektor swasta sangat membutuhkan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi dan ketika individu menganggap konsumsi pendidikan sebagai bagian standar yang memadai.

Menurut pendapat Sudjana (2001: 217-218) pendidikan sepanjang hayat harus didasarkan atas prinsip-prinsip pendidikan di bawah ini :
a.   Pendidikan hanya akan berakhir apabila manusia telah meninggal dunia.
b.  Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi yang kuat bagi peserta didik untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara terorganisi dan sistimatis.     
c.  Kegiatan belajar bertujuan untuk mempeoleh, memperbaharui, dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki.
d.  Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkai dalam memenuhi kebutuhan belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap manusia yang melakukan kegiatan belajar.
e.   Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan kehidupan manusia, baik untuk meningkatkan kemampuannya, agar manusia selalu melakukan kegiatan belajar guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pendidikan  sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang dilakukan oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi.
Senge (1990) mendefinisikan komunitas pembelajaran sebagai;
Sebuah organisasi dimana anggotanya mengembangkan kapasitasnya
 secara terus menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan, mendorong pola berpikir yang baru dan luas, dan terus belajar bagaimana belajar bersama-sama.
Masyarakat belajar (community learning) adalah pembelajaran yang dilakukan kepada masyarakat dalam bentuk kelompok-kelompok. Hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama. Masyarakat belajar merupakan upaya untuk lebih melibatkan masyarakat dalam upaya-upaya membangun pendidikan untuk kepentingan masyarakat dalam menjalankan perannya dalam kehidupan.

2.2         Long Life Education dan Aspek Lingkungan Belajar
 Dunia semakin hari semakin mengalami perubahan, perubahan itu terjadi secara alami dan karena campur tangan manusia. Perubahan itu pula yang harus membuat manusia semakin peka akan kejadian-kejadian yang ada. Hadirnya berbagai ilmu pengetahuan di dunia ini memudahkan manusia untuk beraktivitas, teknologi yang canggih di dukung  oleh komputerisasi membuat manusia semakin terbantu melakukan aktivitasnya, semuanya terasa lebih mudah. Alat komunikasi yang tak mengenal jarak dan waktu semakin memudahkan manusia untuk terus melakukan interaksi dimanapun dan kapanpun. Begitu cepat perubahan dan perkembangan itu terjadi, hal ini menuntut manusia harus terus belajar dimanapun dan kapanpun.
Pada dasarnya manusia dilahirkan kealam dunia ini dalam keadaan fitrah. Sejak anak dilahirkan kealam dunia ini sesungguhnya adalah awal manusia mulai belajar, karena di dalam Islam dikatakan bahwa manusia itu belajar sejak ia dilahirkan sampai ia masuk kedalam liang lahat. Sungguh luar biasa ajaran Islam mendidik umatnya  untuk terus menuntut ilmu pengetahuan tanpa mengenal usia, selama kita masih bisa menikmati hidup, selama kita masih bisa menghirup udara, selama kita masih bisa bergerak itu artinya kita wajib menuntut ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu ketika seorang anak mulai dilahirkan kealam dunia ini orang tua sudah mulai mengjari anaknya dengan berbagai hal tentunya dengan konsep dan metode yang sesuai dengan usianya.
Konsep belajar sepanjang hayat atau yang dikenal dengan Long Life education bisa dilakukan dimana saja, mulai dari lingkungan keluarga dimulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa, bahkan sampai dengan usia tua, belajar sepanjang hayat juga bisa dilakukan dalam pendidikam formal, dari mulai Taman kanak-kanak, Sekolah dasar, Sekolah menengah pertama, Sekolah menegah atas/kejuruan, perguruan tinggi. Lahirnya konsep belajar sepanjang hayat adalah bagian dari keprihatinan pada dunia pedidikan yang ada, karena masih banyak masyarakat yang tidak bisa menikmati pendidikan pada dunia formal. Oleh sebab itu belajar sepanjang hayat bisa dilakukan pada kegiatan non formal, misalnya kegiatan pelatihan, PLS, kelompok belajar dan lain sebagainya.
Belajar sepanjang hayat merupakan kewajiban setiap manusia tidak mengenal usia, status, ruang dan waktu serta yang lainnya.  Sedangkan secara  umum, gerakan belajar sepanjang hayat itu baru dipublikasikan di sekitar tahun 1970, ketika UNESCO menyebutnya sebagai tahun Pendidikan Internasional (International Education Year). Karena pada tahun itu dilontarkan berbagai isu pembaharuan dalam falsafah dan konsep tentang pendidikan. Latar belakang munculnya gagasan ini ialah rasa kurang puas terhadap pelaksanaan belajar melalui sistem sekolah, yang dikatakan memperlebar jurang antara yang kaya dan yang miskin. Secara eksplisit gagasan ini dilontarkan oleh Paul Lengrand dalam bukunya yang beijudul An Introduction to life Long Education.
Dari landasan diatas maka sesungguhnya pembelajaran sepanjang hayat sangat dibutuhkan oleh setiap manusia yang menyadari akan pentingnya sebuah pengetahuan. Belajar sepanjang hayat bisa dalam pendidikan formal maupun non formal. Belajar Sepanjang hayat dalam tiga aspek menurut penulis
Dalam makalah ini penulis akan mencoba menjelaskan tentap belajar sepanjang hayat yang dilakukan dari tiga aspek lingkungan belajar. Yaitu belajar sepanjang hayat dalam lingkungan keluarga, dalam pendidikan formal, dandalam pendidikan non formal.
a). Belajar sepanjang hayat dalam lingkungan keluarga
Tempat belajar yang pertama bagi seorang manusia adalah lingkungan keluaraga, pada tapa inilah tahap yang paling menentukan seorang anak untuk memulai pembelajaran dalam keluarganya. Khususnya dalam ajaran Islam pembelajaran sudah dimulai ketika seorang bayi masih berada dalam rahimnya, dalam konsep ini jelas bahwa Islam memang sangat memperhatikan umatnya untuk senantiasa belajar. Kemudian dalam Islam dijelaskan berdasarkan hadis Rasulullah Saw “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah maka kedua orang tuanyalah yg menjadikannya sebagai Yahudi Nasrani atau Majusi.” Dalam hadis ini jelas bahwa peran orang tua dalam keluarga sangatlah penting untuk mendidik putra-putrinya, orang tuanyalah yang akan membentuk pribadi anaknya dalam lingkungan keluarga. Belajar sepanjang hayat dalam lingkungan keluarga menurut penulis bisa dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut :
1.   Belajar pada masa balita
Dalam masa balita orang tua mulai bisa mengajarkan kepada anaknya, sesuai dengan kemampuan serta fase perkembanganya. Misalnya dengan mengajarkan atau melatih anak untuk bisa merangkak, kemudian berdiri, berjalan walaupun pembelajaran seperti ini bisa terjadi secara alami tapi tetap membutuhkan perhatian khusus dari orang tua. Selain itu pada masa balita bisa dilakukan pembelajaran seperti mengucapkan kalimat atau kata sederhana serta belajar bicara dan lain sebagainya.
2.   Belajar pada masa kanak-kanak
Dalam fase ini orang tua mempunyai peranan penting untuk memberikan pembelajaran pada anak-anaknya, orang tua mulai memberikan pembelajaran misalnya bagaimana mereka menggunakan pakaian atau melepaskannya, mebiasakan anak untuk hidup disiplin dengan cara memberikan contoh misalnya dengan berangkat dan pulang sekolah tepat waktu, belajar dan bermain sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Pada masa ini pembelajaran mengenai hidup bersih juga bisa mulai diberikan misalnya dengan mandi, menggosok gigi, mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya, dan lain sebagainya. Dalam fase ini orang tua bukan hanya memberikan pembelajaran tetapi harus bisa memberikan contoh karena cenderung seorang anak biasanya melakukan sesuatu dari apa yang dilihatnya. Pada masa ini pembentukan karakter juga bisa diberikan misalnya dengan mencium tangan orang tua ketika berangkat dan pulang sekolah disertai mengucapkan salam, menghormati yang lebih tua, membiasakan sholatlimawaktu dan lain sebagainya.
3.    Belajar pada masa remaja
Masa remaja merupakan masa yang paling rentang, pada fase ini seorang anak cenderung mempunyai sifat labil, oleh sebab itu peranan orang tua dalam memberikan pembelajaran dalam lingkungan keluarga sangatlah penting. Agar pada masa ini bisa berkembang dengan baik, tanpa terpengaruh oleh lingkungan luar, terpengaruh oleng teman-teman bergaulnya. Pada masa ini konsep pembelajaran sepanjang hayat mempunyai peranan penting karena dalam fase ini pula seorang anak akan mulai mencari jati dirinya, mulai mengenal dunia pergaulan, dan cenderung memiliki keinginan untuk punya kebebasan dalam melakukan sesuatu. Pembelajaran disiplin dan pengwasan serta perhatian dari orang tua sangatlah penting agar anak bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang positif serta berkembang secara normal.


4.    Belajar pada masa dewasa
Konsep belajar sepanjang hayat pada masa dewasa merupakan masa yang penting dilakukan dalam lingkungan keluarga. Pada fase ini seorang anak remaja yang berkembang menjadi manusia dewasa mulai mengenal jati dirinya, bahkan memilki karakter tersendiri. Pada masa ini pula biasanya kecenderungan seseorang untuk menyudahi belajar sangat dominan khususnya perempuan. Diawali selesai masa kuliah, kemudian menikah, punya anak dan memilki keluaraga. Pada masa-masa ini seseorang cenderung lebih memetingkan keluarga, pekerjaan dibadingkan dengan belajarnya. Padahal pada masa ini pembelajaran masih tetap bisa dijalankan. Oleh sebab itu dalam lingkungan keluarga ini orang tua harus bisa memberikan pemahan kepada anak-ankanya agar terus belajar sepanjang hidupnya, baik belajar formal maupun non formal.
5. Belajar pada masa tua atau usia lanjut dalam lingkungan keluarga
Konsep pembelajaran dalam Islam bahwa belajar tidak mengenal usia, sesuai dengan hadis yang ada pada landasan diatas. Maka sesunggunya pada usia ini seseorang harus tetap belajar, yang tentunya dilakukan dalam keluarga. Pada masa ini orang tua bisa belajar pada anak-anaknya atau pada masa ini orang tua memberikan pembeljaran pada anak-anaknya. Karena sesunggunya belajar sepanjang hayat bukan hanya belajar tapi juga memberikan pembelajaran. Orang tua yang memilki banyak ilmu maka ia akan semakin bijak dalam mengambil keputusan dalam setiap masalah yang dihadapi dalam hidupnya.

b). Belajar sepanjang hayat dalam pendidikan Formal
Belajar sepanjang hayat sangatlah dibutuhkan setiap individu yang membutuhkan ilmu pengetahuan, orang yang menyadari akan pentingnya arti sebuah ilmu maka ia akan berusaha untuk terus melanjutkan pendidikannya sampai dengan jenjang yang paling tinggi sesuai dengan kemampuan yang dimilkinya. Didalam ajaran Islam sesunggunya mencari ilmu pengetahuan adalah kewajiban. Sesuai dengan hadist Rasulullah Saw, “ Sesungguhnya menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki atau perempuan “ (HR. Ibnu Majah). Dalam hadis ini sangat tegas di sebutkan atas kewajiban seorang muslim oleh sebab itu apabila kewajiban ini tidak dilakukan oleh seorang muslim maka hukumnya adalah dosa. Sungguh luar biasa bagi orang yang menuntut ilmu pengetahuan yaitu baginya akan dimudahkan jalan menuju surga, oleh sebab itu dengan hadis ini muda-mudahan kita akan semakin termotivasi, karena mendapat keridhoan Allah dan masuk surga adalah dambaan bagi setiap manusia.
Pembelajaran sepanjang hayat (Long Life education) dalam pendidikan formal, adalah pembelajaran yang sistematis dan terencana, memilki tujuan – tujuan khusus sesuai dengan bakat, kemampuan atau jurusan yang diminati oleh pembelajar. Yang termasuk dalam pendidikan formal adalah dari tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, perguruan tinggi, D1, D2, D3, S1,S2, dan S3. Pada pendidikan formal setelah seseorang meyelesaikan program sekolah menegah atas atau kejuruan, setiap orang diperbolehkan untuk mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi, tak mengenal usia, jenis kelamin, suku dan golongan. Oleh sebab itu hal ini berlaku sampai kapanpun selama sesorang masih memilki keinginan untuk belajar maka selama itu pula banyak kesempatan bagi setiap orang untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Maka tidak heran kita sering melihat atau mendengar orang yang sudah berusia tua ada di antara sebagian mereka masih melanjutkan kuliahnya ada yang S1, S2 dan S3. itu artinya pendidikan sepanjang hayat ini memang relevan bagi setiap orang, setiap orang punya kesempatan yang sama, asalkan mempunyai keinginan dan kemampuan.

c). Belajar sepanjang hayat dalam pendidikan Non Formal
Belajar tidak mengenal usia, waktu dan tempat, dimanapun kapanpun kita bisa belajar dari kehidupan ini. Belajar tidak harus dibangku sekolah atau pendidikan formal serta berizazah, tetapi belajar bisa dimana saja, dari berbagai sumber yang berisi tentang pengetahuan. Banyak orang yang belajar ototidak (belajar sendiri) namun mereka lebih berhasil dari orang-orang yang berpendidikan formal, itu artinya belum tentu orang yang berpendidikan formal bisa lebih sukses daripada orang yang tidak berpendidikan formal. Sesungguhnya yang membuat orang menjadi sukses adalah kemampuannya beradaptasi dengan orang lain, komunikatif, pandai begaul, punya kemauan keras dan tentunya skil tidak kalah penting.
Pendidikan non formal tidak mengenal ruang dan waktu, setiap orang bisa belajar kapanpun, orang bisa belajar dari apa yang dilihatnya, di dengarnya, dirasakannya, dialaminya dan lain sebagainya. Konsep pendidikan sepajang hayat pada pendidikan non formal lebih luas dari yang lainnya. Pendidikan non formal ini bisa dilakukan seperti kelompok belajar, organisasi, tempat kursus atau pelatihan, atau ditempat – tempat pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak. Oleh sebab itu sudah seharusnya setiap orang harus terus belajar dari setiap perjalanan hidupnya sampai ajal menjemputnya. Karena ilmu pengetahuan sangat berguna bagi setiap orang walalupun bagi orang yang sudah berusia lanjut sekalipun. Dalam islam dikatakan Allah akan mengangkat orang – orang yang berilmu dan beriman beberapa derajat, itu artinya betapa Allah menghargai orang yang berilmu karena dengan ilmu pula orang akan lebih mampu mengenal Allah dan lebih banyak mendekatkan diri padanya dengan ritual-ritual ibadah.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan sebuah konsep yang memberikan pemahaman kepada setiap orang agar terus belajar dalam perjalanan hidupnya, belajar sepanjang hayat tidak mengenal usia, serta ruang dan waktu. Pendidikan sepanjang hayat juga merupakan konsep yang sudah lama dikenal dalam Islam bahkan jauh sebelum unesco mengeluarkan tentang konsep Long Life Education. Konsep belajar sepanjang hayat yang penulis kemukakan bisa dilakukan pada lingkungan keluarga, pendidikan formal dan pendidikan non formal. Selanjutnya manfaat dari pendidikan sepanjang hayat adalah agar setiap manusia selalu mempunyai bekal dalam kehidupan ini, sehingga dalam menjalani kehidupan ini akan lebih terarah dan senantiasa mampu melakukan yang terbaik untuk kemaslahatan umat, mampu menjadi orang yang bijaksana.


Menurut Suprijanto (2007) proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan yaitu :
a.     Motivasi
Yang dimaksud motivasi di sini adalah keinginan untuk mencapai suatu hal. Apabila dalam diri peserta didik tidak ada minat untuk belajar, tentu saja proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Jika demikian halnya, pendidik harus menumbuhkan minat belajar tersebut dengan berbagai cara, antara lain dengan menjelaskan pentingnya pelajaran dan mengapa materi itu perlu dipelajari.
b.         Perhatian pada Pelajaran
Peserta didik harus dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Apabila hal itu tidak terjadi maka proses belajar akan mengalami hambatan. Perhatian peserta ini sangat tergantung pada pembimbing.
c.         Menerima dan Mengingat
Setelah memperhatikan pelajaran, seorang peserta didik akan mengerti dan menerima serta menyimpan dalam pikirannya. Tahap menerima dan mengingat ini harus terjadi pada diri orang yang sedang belajar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan dan pengingatan ini, seperti struktur, makna, pengulangan pelajaran , dan interverensi.
d.         Reproduksi
Dalam proses belajar, seseorang tidak hanya harus menerima dan mengingat informasi baru saja, tetapi ia juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang pernah dia terima. Agar peserta didik mampu melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pengajarannya dengan cara yang mengesankan.
e.         Generalisasi
Pada tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Generalisasi juga dapat diartikan penerapan hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain.

f.          Menerapkan Apa yang Telah Diajarkan serta Umpan Balik
Dalam tahap ini, peserta didik harus sudah memahami dan dapat menerapkan apa yang telah diajarkan. Untuk meyakinkan bahwa peserta didik telah benar-benar memahami, maka pembimbing dapat memberikan tugas atau tes yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Tes yang diberikan pun dapat berupa tes tertulis maupun lisan. Selanjutnya, pendidik berkewajiban memberikan umpan balik berupa penjelasan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan umpan balik seperti itu, peserta didik dapat mengetahui seberapa ia memahami apa yang diajarkan dan dapat mengoreksi dirinya sendiri.
2.3. Learning Community dan Aspek Lingkungan Belajar
Masyarakat belajar mempersyaratkan adanya sikap yang mendukung yaitu sikap mau dan suka belajar, belajar terus menerus, belajar seumur hidup. Tugas pendidikan adalah mendorong terbentuknya sikap dan nilai, yang demikian itu sehingga belajar terus menerus sepanjang hayat merupakan suatu kebutuhan, dan tumbuhnya dorongan untuk terus belajar itu bersifat intrinsik.
Tujuan pendidikan atau belajar sepanjang hayat adalah meningkatkan kualitas diri dan kehidupan lingkungan. Tujuan pembentukan masyarakat belajar sepanjang hayat dapat juga dikatakan untuk mewujudkan kehidupan individu dan masyarakat yang sehat, berkeadilan dan kreatif. Pendidikan sepanjang hayat merupakan pendekatan baru terhadap pendidikan yang mencakup perubahan organisasi, lembaga, kurikulum, guru dan siswa atau metode pembelajarannya.

Ciri-Ciri Utama Komunitas Pembelajaran
Dukungan Pembelajaran
Sekolah sebagai komunitas pembelajaran hendaknya memiliki tekad yang bulat mengenai nilai pembelajaran untuk semua. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa belajar sesunguhnya menyenangkan, bahwa semua anggota komunitas memiliki kapasitas untuk belajar, dan setiap orang memiliki kemampuan yang dapat digunakan dan karenanya perlu dihormati. Manusia perlu belajar bagaimana belajar. Secara umum, masih banyak sekolah yang berfokus pada isi pembelajaran semata. Dalam sebuah komunitas, pembelajaran seharusnya terfokus pada proses, isi dan hasil (outcome).
Gagasan komunitas pembelajaran memberikan gambaran:
Pergeseran model sekolah dari belajar parsial ke belajar secara utuh
  • Peninjauan kembali efektifitas praktek belajar-mengajar tradisional
  • Mempertimbangkan pengertian mutakhir mengenai (pendekatan) pembelajaran, proses dan pelajar
  • Pengembangan dan komitmen terhadap konsep tim pembelajaran

Membangun komunitas pembelajaran sesungguhnya mengharuskan sekolah mendefinisikan kembali harapan-harapan guru, orang tua, kepala sekolah dan siswa serta hubungan mereka secara utuh.

Dukungan Guru
Melalui komunitas pembelajaran:
Siswa diberdayakan, menjadi pelajar yang mandiri (self-directed) dan committed
  • Guru dan administrator merupakan pelajar yang committed dengan inkuiri dan refleksi yang berkesinambungan. Mereka adalah pelajar sepanjang hayat yang mengetahui detil pengajaran dan kebutuhan untuk terus memperdalam pengetahuan mereka
  • Kepala Sekolah adalah pemimpin pembelajaran, menjadi model belajar sepanjang hayat dan membantu pembelajaran anggota komunitas lainnya
  • Orang tua adalah parner pembelajaran
  • Tercipta lingkungan bekerja berfokus belajar, aktivitas belajar formal dan informal diberi penghargaan yang sama

Dukungan Orang Tua
Di dalam komunitas pembelajaran, orang tua siswa dan anggota komunitas lainnya tidak diperlakukan sebagai pihak luar, melainkan sebagai partisipan penuh. Sekolah perlu mengembangkan strategi untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman orang tua siswa.  Bila sekolah ingin menjadi sebuah komunitas, saling berhubungan, berkaitan dan berbagi dengan pemangku kepentingan lainnya (stakeholder), sekolah tidak boleh dihalangi oleh berbagai batas dan aturan-aturan formal yang tidak produktif. Oleh karena itu sekolah perlu:
Membangun kesejawatan dengan orang tua siswa
  • Membangun kesan komunitas di dalam sekolah dengan meruntuhkan batas-batas antara mata pelajaran dan membangun tim pembelajaran di dalam kelas(classroom community), dan
  • Membangun jaringan dan kesejawatan dengan komunitas lainnya

Dukungan Pemimpin
Kepemimpinan di dalam komunitas pembelajaran adalah pekerjaan yang penting. Bila kepala sekolah adalah pemimpin di dalam belajar, pemimpin lainnya harus ditemukan di semua level komunitas pembelajaran. Di dalam sebuah komunitas pembelajaran, pemimpin berperan sebagai designer, guru dan administrator. Peran kepemimpinan ini memerlukan pengembangan keterampilan baru untuk;
  • Membangun visi yang sama
  • Mengomunikasikan dan mengimplementasikan prosedur pelaksanaan,
  • Membantu pola sistematik dalam berpikir
Di dalam sebuah komunitas pembelajaran, kepemimpinan, kekuasaan dan otoritas didapatkan melalui;
  • Kapasitas untuk memimpin secara kolaboratif
  • Kualitas kontribusi terhadap budaya dan operasional sekolah, dan
  • Pengetahuan, kebijaksanaan, pengertian dan pengambilan keputusan
Otoritas yang didapatkan dengan cara seperti di atas jauh lebih berpengaruh dan tahan lama daripada otoritas yang diperoleh melalui posisi hirarki. Di dalam komunitas pembelajaran, pendelegasian kepemimpinan bersifat esensial.

Budaya Kerjasama
Sekolah yang berperan sebagai komunitas pembelajaran memiliki budaya kerjasama yang dicirikan dengan komitmen untuk:
  • Peningkatan yang berkesinambungan
  • Mencari praktek yang lebih baik di dalam dan di luar sekolah
  • Memberikan kontribusi ke praktek sekolah lain dengan membagi gagasan
  • Melakukan refleksi kritis dalam situasi terbuka dan saling menghargai
  • Mendiskusikan tujuan, nilai dan praktek sekolah

C. Mengaitkan Pembelajaran Individual dan Pembelajaran Stakeholder
Komunitas pembelajaran dibangun dari dalam oleh stakeholdernya sendiri. Mengaitkan pembelajaran individual dengan pembelajaran stakeholder merupakan elemen dasar membangun komunitas pembelajaran. Penekanan di sekolah biasanya diberikan untuk memastikan bahwa siswa benar-benar belajar. Tertanam di dalam komunitas pembelajaran sebuah konsep bahwa bila seluruh stakeholder belajar, sekolah berkembang menyongsong masa depannya.

D. Membangun Sekolah Sebagai Sebuah Komunitas Pembelajaran
Tantangan utama yang dihadapi sekolah sesungguhnya berasal dari warganya sendiri. Agar sekolah dapat menjadi sebuah komunitas pembelajaran, diperlukan waktu untuk berdiskusi secara terbuka. Diskusi tentang perubahan pendidikan yang lebih luas dan pembelajaran hendaknya bergerak naik dan turun. Adalah penting bagi seluruh stakeholder untuk memikirkan apa yang terjadi, menyepakati prinsip-prinsip kerjasama dan memanfaatkan praktek yang sudah ada untuk tumbuh. Tidak ada satu cara terbaik untuk membangun sebuah komunitas pembelajaran. Setiap sekolah hendaknya meramu sendiri strategi yang terbaik bagi konteks sekolah bersangkutan.
Manfaat dari sebuah komunitas pembelajaran antara lain:
  • Memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengajaran mereka
  • Mendorong siswa, guru dan orang tua untuk bekerja sama
  • Menyediakan informasi dan pembelajaran kepada semua stakeholder
  • Meningkatkan kualitas dan kedalaman berpikir
  • Mendorong proses inkuiri dimana komunitas belajar bersama
  • Membangun keterampilan untuk mengelola perubahan
  • Menghubungkan sekolah dengan lingkungan yang lebih luas
  • Menciptakan kaitan dan integrasi mata pelajaran di dalam kurikulum
  • Menggunakan hasil assesmen yang menunjukkan bahwa siswa mengetui dan dapat melakukannya
  • Terus menerus memeriksa apakah perkataan sesuai dengan perbuatan
  • Menekankan pentingnya tempat untuk belajar
  • Melaksanakan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan individu dan system
  • Mendorong peningkatkan melalui program pengembangan
  • Memeriksa kembali pandangan tentang pelaksanaan belajar-mengajar

2.4. Hubungan Long Life Education (pendidikan sepanjang hayat) dan  Learning Community (masyarakat belajar)
Masyarakat belajar mempersyaratkan adanya sikap yang mendukung yaitu sikap mau dan suka belajar, belajar terus menerus, belajar seumur hidup. Tugas pendidikan adalah mendorong terbentuknya sikap dan nilai, yang demikian itu sehingga belajar terus menerus sepanjang hayat merupakan suatu kebutuhan, dan tumbuhnya dorongan untuk terus belajar itu bersifat intrinsik.
Tujuan pendidikan atau belajar sepanjang hayat adalah meningkatkan kualitas diri dan kehidupan lingkungan. Tujuan pembentukan masyarakat belajar sepanjang hayat dapat juga dikatakan untuk mewujudkan kehidupan individu dan masyarakat yang sehat, berkeadilan dan kreatif. Pendidikan sepanjang hayat merupakan pendekatan baru terhadap pendidikan yang mencakup perubahan organisasi, lembaga, kurikulum, guru dan siswa atau metode pembelajarannya.

4.1 Upaya mewujudkan masyarakat belajar
1.   Konsep-konsep kunci pendidikan sepanjang hayat
a.       Konsep pendidikan sepanjang hayat itu sendiri
b.      Konsep belajar sepenjang hayat
c.       Kurikulum yang membantu pendidikan sepanjang hayat
2.   Arah pendidikan sepanjamg hayat
            a.       Pendidikan sepanjang hayat kepada orang dewasa
            b.      Pendidikan sepanjang hayat bagi anak

Dalam masyarakat belajar perlu komunikasi dua arah, seorang pendidik yang mengajar siswanya bukan contoh dari masyarakat belajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah. Informasi hanya datang dari pendidik ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari pendidik dari siswa. Dalam masyarakat belajar, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran, saling belajar.
Hubungannya dalam masyarakat belajar adalah :
1.      Untuk membantu masyarakat menghadapi sesuatu secara objektif
2.      Untuk melengkapi orang dewasa dengan ketrampilan memecahkan masalah
3.      Untuk membantu masyarakat dalam merubah kondisi sosial mereka
4.      Untuk membantu masyarakat memperoleh informasi yang diperlukan guna melengkapi kehidupan mereka.

4.2. Masyarakat madani
Masyarakat madani atau masyarakat berdaya yaitu masyarakat dimana anggotanya bebas dari ketakutan, bebas berekspresi, bebas untuk menentukan arah kehidupannya dalam wadah persatuan dan kesatuan nasional.
Tiga jalur institusi pendidikan yaitu :
a.       Lingkungan atau jalur sekolah dan jalur luar sekolah
b.      Dilaksanakan oleh berbagai pihak, termasuk kerjasama masyarakat dan pemerintah
c.       Kegiatan yang tak terputus atau pendidikan seumur hidup (long life education)

Upaya mewujudkan learning community adalah dengan menciptakan partisipasi masyarakat, mewujudkan pendidikan yang berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Dalam masyarakat belajar tidak ada lagi pembatasan pendidikan formal, informal dan nonformal, karena semua masyarakat siapa, dimana dan kapan saja selalu berada dalam pembelajaran (long life education).
Dalam masyarakat belajar, orang tidak lagi mempersoalkan apa dan siapa yang dijadikan sumber belajar. Masyarakat menganggap bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, salah satu caranya dengan membiasakan diri belajar.








BAB III
PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
a.    Pendidikan  sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang dilakukan oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi.
b.    Senge (1990) mendefinisikan komunitas pembelajaran sebagai;
Sebuah organisasi dimana anggotanya mengembangkan kapasitasnya
secara  terus menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan, mendorong pola berpikir yang baru dan luas, dan terus belajar bagaimana belajar bersama-sama.
c.    Masyarakat belajar (community learning) adalah pembelajaran yang dilakukan kepada masyarakat dalam bentuk kelompok-kelompok. Hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama. Masyarakat belajar merupakan upaya untuk lebih melibatkan masyarakat dalam upaya-upaya membangun pendidikan untuk kepentingan masyarakat dalam menjalankan perannya dalam kehidupan.
d.    Pendidikan sepanjang hayat mutlak untuk dijalankan oleh setiap manusia yang terlahir ke dunia ini.
e.    Adapun empat pilar pendidikan yang dikeluarkan oleh UNESCO adalah learning to know, learning to do, learning to be,learning to live together.
f.     Jadi sangat diperlukan kerjasama dari semua pihak dalam implementasi empat pilar pendidikan UNESCO tersebut dalam “pendidikan sepanjang hayat” begitu juga pengajaran di Indonesia demi kualitas hidup manusia yang lebih baik.

3.2. SARAN
Laksanakan pendidikan sepanjang hayat tersebut dengan sepenuh hati, penuh motivasi, jangan sampai terputus. Janganlah cepat merasa puas dari apa yang telah didapatkan dari pendidikan yang telah kita jalani, karena pendidikan itu akan terus berlangsung dari kita lahir sampai mati. 

Daftar Kepustakaan

Aris Pongtuluran dan Theresia K. Ibrahim, Pendekatan Pendidikan Berbasis Masyarakat, Jurnal Pendidikan Penabur - No.01 / Th.I / Maret 2002.
Hiff, K.K. & Huffman, J.B., 2003, Professional Learning Communities: Assessment – Development - Effects, Reproduced by EDRS
Ilmi, Darul, 2009, Dasar-Dasar Pendidikan dan Pembelajaran, Bukittinggi: Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN)
Nurkolis, M.M: “Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan Aplikasi, Grasindo, 2003.
Prabowo,Trio Yugo, Manajemen Pengembangan Pendidikan Berbasis Masyarakat Pada Tim Pengembang Kecamatan (TPK) (Studi Kasus pada Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes), Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan. Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, 2007.
Rochmat Wahab, Partisipasi Masyarakat Dalam Otonomi Pendidikan, Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta.
Syaiful Sagala, MBSM : Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Nimas Multima, 2004.
Toto Suharto. Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat. Cakrawala Pendidikan, November 2005, Th. XXIV, No.3.
Diposkan oleh Sih Wikaningtyas di 11.06 
http://imadiklus.com/2011/01/masyarakat-belajar-learning-community-1.html
http://edukonten.blogspot.com/2011/08/pengertian-manajemen-pendidikan.html, diakses pada 27 Agustus 2011.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/05/22/110385/Manajemen-Berbasis-Masyarakat, 22 Mei 2010.

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. “MAKALAH PENDIDIKAN BERBASIS MASYARAKAT” ini sengaja di ditulis untuk memenuhi TUGAS UAS  karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal filsafat ilmu.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada bapak dosen dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah  ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya semua yang membaca makalah ini.
Wassallamu’alaikum Wr. Wb.

Serang,     April 2015
                                                                                                        

Penyusun














 


DAFTAR ISI


Kata pengantar……………………………………………………………………………………………………….     i
Daftar isi …………………………………………………………………………………………………………  ii
Bab I.PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………..      1
1.1  LatarBelakang………………………………………………………………………………………        1                 
1.2  Rumusanmasalah……………………………………………………………………………………      2                 
1.3  TujuanPenulisan…………………………………………………………………………………….       2                 
Bab II.PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………….    3     
2.1.Pengertian long life education dan learning community …………………………………………. 3
2.2 Long Life Education dan Aspek Lingkungan Belajar …………………………………………….. 4
2.3. Learning Community dan Aspek Lingkungan Belajar……………………………………………. 12
2.4 Hubungan long life education dan learning community……………………………………......     16
Bab.III.PENUTUP……………………………………………………………………………………………….    18
3.1.Kesimpulan…………………………………………………………………………………………        18
3.2.Saran………………………………………………………………………………………………         . 18
Daftar Pustaka




















 
MAKALAH PENDIDIKAN BERBASIS MASYARAKAT
LONG LIFE EDUCATION DAN LEARNING COMMUNITY








JURUSAN TPm MP PASCASARJANA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
PASCASARJANA

TAHUN 2014





Post by  : Kangnawa07@gmail.com 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar