Selasa, 24 November 2015

Manajemen Peningkatan Mutu



MAKALAH
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU
Disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Manajemen Peningkatan Mutu
Oleh dosen: Dr. M. Hosnan Dip.Ed,M.Pd.










PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIDKAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Hasilnya tidak bisa dirasakan secara instan namun melalui beberapa proses. hasilnya baru akan dirasakan ketika ia sudah berhasil mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya.
Selain bentuk investasi pendidikan sering dijadikan sebagai tolak ukur susksenya sebuah bengsa. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat maka semakin majulah bangsa tersebut. Kualitas pendidikan tidak dapat dilihat dari fasilitas yang dimiliki, tetapi sejauh mana output atau lulusan suatu pendididkan dapat membangun sebagai manusia yang yang paripurna sebagaimana tahapan pendidikan tersebut.
Menurut Husaini Usman (Khris: 2010) menyatakan ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu: kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function atau input-input analisis yang tidak consisten; 2) penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik; 3) peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim.
Berdasarkan penyebab tersebut dan dengan adanya era otonomi daerah yang sedang berjalan maka kebijakan strategis yang diambil Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mengembangkan SDM adalah : (1) Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (school based management) dimana  sekolah diberikan kewenangan untuk merencanakan sendiri upaya peningkatan mutu secara keseluruhan; (2) Pendidikan yang berbasiskan pada partisipasi komunitas (community based education) di mana terjadi interaksi yang positif antara sekolah dengan masyarakat, sekolah sebagai community learning center; dan (3) Dengan menggunakan paradigma belajar atau learning paradigm yang akan menjadikan pelajar-pelajar atau learner menjadi manusia yang diberdayakan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini kami akan membahas sedikit tentang dasar manajemen peningkatan mutu, dimensi, dan hubungan tentang manajeman dan peningkatan mutu.

B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya, sebagai berikut:
1.    Bagaimana konsep dasar manajemen peningkatan mutu?
2.    Apa saja dimensi-dimensi manajemen peningkatan mutu?
3.    Bagaimana hubungan antara manajemen dan peningkatan mutu?
4.    Apa itu School review, benchmarking, quality insurance, dan quality control?

C.   Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk:
1.    Mengetahui bagaimana konsep dasar manajemen peningkatan mutu
2.    Mengatahui apa saja dimensi-dimensi manajemen peningkatan mutu
3.    Mengetahui bagaimana hubungan antara manajemen dan peningkatan mutu
4.    Mengetahui apa itu School review, benchmarking, quality insurance, dan quality control




D.   Metodologi Penyususnan Makalah
Metodologi penyusunan Makalah yang kami gunakan adalah studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan beberapa referensi dari buku-buku atau artikel baik dari buku cetak maupun dari internet.

E.   Sistematika penyusunan Makalah
Sistematika penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan, bab ini memuat Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. BAB II: A. Definisi Manajemen Peningkatan Mutu B. Dimensi-dimesni Manajemen Peningkatan Mutu. C. Hubungan Manajemen dan Peningkatan Mutu D. Penegrtian tentang School Review, Banchmarking, Quality Insurance dan quality control BAB III : Penutup, bab ini memuat kesimpulan dan saran.

















BAB II
PEMBAHASAN
A.   Konsep Dasar Manajemen Peningkatan Mutu 
1.    Definisi Manajemen
Pengertian manajemen menurut beberapa ahli diantaranya adalah:
a.    Menurut Drs. Oey Liang Lee mengartikan manajemen adalah ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari manusia untuk menentukan capaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan.
b.    Pengertian manajemen menurut James A.F. Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan terhadap sumberdaya organisasi lainnya supaya tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan yang ditetapkan.
c.    Pengertian manajemen menurut R. Terry adalah suatu proses khas terdiri tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan yang dilakukan dalam menentukan serta mencapai target yang sudah ditetapkan lewat pemanfaatan sumberdaya manusia dan lainnya.
d.    Pengertian manajemen menurut Lawrence A. Appley adalah suatu seni untuk mencapai tujuan tertentu lewat usaha yang dilakukan oleh orang lain
e.    Pengertian manajemen menurut Horold Koont dan Cyril O’Donnel adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan lewat kegiatan orang lain.
f.     Pengertian manajemen menurut stoner adalah suatu proses dalam membuat perencanaan, ppengorganisasian, mengendalikan dan memimpin segala macam usaha daripada anggota organisasi dan menggunakan segala sumber daya organisasi dalam mencapai sasaran.
g.    Pengertian manajemen menurut Wilson Bangun adalah suatu rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh para anggota organisasi agar tujuan dapat tercapai dengan rangkaian yang teratur dan tersusun baik. (sumber:http://informasiana.com/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli/#)
Dari beberapa pengertian para ahli diatas, ada beberapa kesamaan makna walaupun disampaikan dalam bentuk dan tolak ukur yang berbeda. Adapun pengertian manajemen yang sering digunakan oleh orang yaitu pengertian manajemen menurut Ricky W. Griffin, dimana beliau mengartikan manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengordinasian dan pengendalian atau kontrol sumber daya dalam mencapai sasaran dengan efisien dan efektif.

2.    Definisi Mutu
Menurut Crosby (1979:68 dalam Abdul Hadis, 2012: 85) mutu ialah conferment to reqeurment, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk meiliki mutu apabila sesuai standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan. Standar mutu berikut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi.
Dalam pandangan Umaedi (2009), mutu dapat diartikan sebagai derajat keunggulan sesuatu barang atau jasa dibandingkan dengan yang lain. Mutu dapat bersifat abstrak, misal dalam cara hidup yang bermutu, sikap hidup yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianggap luhur dan sangat dihormati. Mutu dalam pendidikan dapat ditinjau dari segi relevansinya dengan kebutuhan masyarakat, cepat tidaknya lulusan memperoleh pekerjaan yang bergaji besar serta kemampuan di dalam mengatasi berbagai persoalan hidup.

Dari beberapa pendapat diatas dapat kami simpulkan bahwa manajemen peningkatan mutu adalah serangkaian proses dan aktifitas sekelompok orang untuk meningkatkan kualitas sebuah lembaga pendiiddkan dengan mengacu pada prinsip-prinsip manajemen berupa perencanaan, perngorganisasian, controring dan evaluasi.

3.    Fungsi, Peran dan Kedudukan Manajemen Mutu
Melihat pengertian manajemen yang diatas, ada empat tindakan yang sangat penting dalam proses manajemen, 4 tindakan manajemen ini merupakan fungsi utama dalam manajemen, berikut 4 fungsi utama dalam manajemen:
Ø  Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan proses dalam mengartikan seperti apa tujuan organisasi yang ingin dicapai, kemudian dari tujuan tersebut maka orang-orang di dalamnya mesti membuat strategi dalam mencapai tujuan tersebut dan dapat mengembangkan suatu rencana aktivitas suatu kerja organisasi. Perencanaan dalam manajemen sangat penting karena inilah awalan dalam melakukan sesuatu.
Dalam merencanakan, ada tindakan yang mesti dilakukan menetapkan seperti apa tujuan dan target yang dicapai, merumuskan taktik dan strategi agar tujuan dan target dapat tercapai, menetapkan sumber daya atau peralatan apa yang diperlukan, dan menentukan indikator atau standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target.
Ø  Fungsi Pengorganisasian
Langkah selanjutnya setelah kita merencanakan, maka yang harus dilakukan adalah bagaimana rencana tersebut dapat terlaksana dengan memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia dan dapat memastikan kepada semua orang yang ada dalam suatu organisasi untuk bekerja secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi, tindakan dalam fungsi pengorganisasian yaitu kita dapat mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menentukan tugas, serta menetapkan prosedur yang dibutuhkan; menentukan struktur organisasi untuk mengetahui bentuk garis tanggung jawab dan kewenangan; Melakukan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia atau sumberdaya tenaga kerja; Kemudian memberikan posisi kepada seseorang dengan posisi yang tepat.
Ø  Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Proses implementasi program supaya bisa dijalankan kepada setiap pihak yang berada dalam organisasi serta dapat termotivasi agar semuah pihak dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan sangat penuh kesadaran dan produktivitas yang sangat tinggi. Adapun fungsi pengarahan dan imflementasi yaitu menginflementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja supaya mau tetap bekerja dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan; Memberikan tugas dan penjelasan yang teratur mengenai pekerjaan; dan menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan.
Ø  Fungsi pengawasan dan pengendalian
Proses pengawasan dan pengendalian dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan yang sudah direncanakan, diorganisasikan dan diterapkan bisa berjalan sesuai dengan harapan target walaupun agak sedikit berbeda dengan yang target yang telah ditentukan sebelumnya karena kondisi lingkungan organisasi. Adapun fungsi pengawasan dan pengendalian yaitu untuk mengevaluasi suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target bisnis yang sesuai dengan tolak ukur yang telah ditentukan; mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas keanehan yang kemungkinan ditemukan; dan membuat alternatif solusi ketika ada masalah yang rumit terkait terhalangnya pencapaian tujuan dan target. http://informasiana.com/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli/#

B.   Dimensi-Dimensi Manajemen Peningkatan Mutu
Menurut Garvin (1998) dalam bukunya Abdul Hadis (2012: 88) menyatakan bahwa ada delapan dimensi mutu yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik mutu barang yaitu:
ü  Performa
ü  Keistimewaan
ü  Reriabilitas
ü  Konformasi
ü  Daya tahan
ü  Kemampuan pelayanan
ü  Estetika dan
ü  Mutu yang dipersepsikan
Berdasarkan delapan dimensi tersebut, kami artikan bahwa dalam dimensi manajemen peningkatan mutu tidak terlepas dari delapan dimensi mutu tersebut. Dimana dalam sebuah lembaga ataupun sekolah untuk meningkatkan manajemen mutu sebuah lembaga bisa terlihat dari delapan dimensi tersebut.

C.   Hubungan Manajemen dan Peningkatan Mutu
Manajemen dan peningkatan mutu adalah serangkaian proses atau metode peningkatan mutu yang bertumpu pada sebuah lembaga, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif & kualitatif, dan pemberdayaan semua komponen lembaga untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sebuah lembaga guna memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan (peserta didik dan masyarakat dalam dunia pendididkan).
Menurut Khris (2010) Dalam Peningkatan Mutu terkandung upaya a) mengendalikan proses yang berlangsung di sekolah baik kurikuler maupun administrasi, b) melibatkan proses diagnose dan proses tindakan untuk menindak lanjuti diagnose, c) memerlukan partisipasi semua fihak : Kepala sekolah, guru, staf administrasi, siswa, orang tua dan pakar.
Berdasarkan beberapa uraian diatas manajemen Peningkatan Mutu memiliki beberapa prinsip diantaranya:
ü  Peningkatan mutu harus dilaksanakan di sekolah
ü  Peningkatan mutu hanya dapat dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik
ü  Peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif
ü  Peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di sekolah
ü  Peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada siswa, orang tua dan masyarakat.

Berdasarkan Panduan   Manajemen Sekolah (2000:200-202) dijelaskan Adapun penyusunan program peningkatan mutu dengan mengaplikasikan empat teknik : a) school review, b) benchmarking, c) quality assurance, dan d) quality.

D.   School Review
School Review adalah suatu proses dimana seluruh komponen sekolah bekerja sama khususnya dengan orang tua dan tenaga profesional (ahli) untuk mengevaluasi dan menilai efektivitas sekolah, serta mutu lulusan.
School review dilakukan untuk menjawab pertanyaan berikut :
1.    Apakah yang dicapai sekolah sudah sesuai dengan harapan orang tua
2.    siswa dan siswa sendiri ?
3.    Bagaimana prestasi siswa ?
4.    Faktor apakah yang menghambat upaya untuk meningkatkan mutu ?
5.    Apakah faktor-faktor pendukung yang dimiliki sekolah ?
School review akan menghasilkan rumusan tentang kelemahan-kelemahan, kelebihan-kelebihan dan prestasi siswa, serta rekomendasi untuk pengembangan program tahun mendatang.

E.   Benchmarking
Suatu kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu. Benchmarking dapat diaplikasikan untuk individu, kelompok ataupun lembaga.
Tiga pertanyaan mendasar yang akan dijawab oleh benchmarking adalah :
1.    Seberapa baik kondisi kita?
2.    Harus menjadi seberapa baik?
3.    Bagaimana cara untuk mencapai yang baik tersebut?
4.    Langkah-langkah yang dilaksanakan adalah :
5.    Tentukan fokus
6.    Tentukan aspek/variabel atau indikator
7.    Tentukan standar
8.    Tentukan gap (kesenjangan) yang terjadi.
9.    Bandingkan standar dengan kita
10. Rencanakan target untuk mencapai standar
11. Rumuskan cara-cara program untuk mencapai target


F.    Quality Insurance
Quality assurance adalah suatu teknik untuk menentukan bahwa proses pendidikan telah berlangsung sebagaimana seharusnya. Dengan teknik ini akan dapat dideteksi adanya penyimpangan yang terjadi pada proses. Teknik menekankan pada monitoring yang berkesinambungan, dan melembaga, menjadi subsistem sekolah. Quality assurance akan menghasilkan informasi, yang :
1.    Merupakan umpan balik bagi sekolah
2.    Memberikan jaminan bagi orang tua siswa bahwa sekolah senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.
Untuk melaksanakan quality assurance menurut Bahrul Hayat dalam hand out pelatihan Calon kepala sekolah (2000:6), maka sekolah harus :
1.    Menekankan pada kualitas hasil belajar
2.    Hasil kerja siswa dimonitor secara terus menerus
3.    Informasi dan data dari sekolah dikumpulkan dan dianalisis untuk memperbaiki proses di sekolah.
4.    Semua pihak mulai kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan juga orang tua siswa harus memiliki komitmen untuk secara bersama mengevaluasi kondisi sekolah yang kritis dan berupaya untuk memperbaiki.                      

G.   Quality Control
Quality control adalah suatu sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai dengan standar. Quality control memerlukan indikator kualitas yang jelas dan pasti, sehingga dapat ditentukan penyimpangan kualitas yang terjadi.




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Kesimpulan
B.  Saran
























DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000. Panduan Manajemen Sekolah, Depdiknas, Dikmenum.
Anonim. 2013. Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli. Dalam situs: http://informasiana.com/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli/# diakses tahun 2013
Hadis, Abdul dan Nurhayati. 2012. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hartono, Khris. 2010. Manajemen Peningkatan Mutu Pendiidkan. Dalam situs: http://cinusian.blogspot.co.id/2010/02/manajemen-peningkatan-mutu-pendidikan_17.html diakses Januari 2010.
Umaedi, Hadiyanto dan Siswantari. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas terbuka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar