MAKALAH
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU
Disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Manajemen Peningkatan
Mutu
Oleh dosen: Dr. M. Hosnan Dip.Ed,M.Pd.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIDKAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi jangka
panjang. Hasilnya tidak bisa dirasakan secara instan namun melalui beberapa
proses. hasilnya baru akan dirasakan ketika ia sudah berhasil mengaplikasikan
pengetahuan yang dimilikinya.
Selain bentuk investasi pendidikan sering
dijadikan sebagai tolak ukur susksenya sebuah bengsa. Semakin tinggi pendidikan
yang dimiliki oleh suatu masyarakat maka semakin majulah bangsa tersebut.
Kualitas pendidikan tidak dapat dilihat dari fasilitas yang dimiliki, tetapi
sejauh mana output atau lulusan suatu pendididkan dapat membangun sebagai
manusia yang yang paripurna sebagaimana tahapan pendidikan tersebut.
Menurut Husaini Usman (Khris: 2010)
menyatakan ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu: kebijakan
dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational
production function atau input-input analisis yang tidak consisten; 2)
penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik; 3) peran serta
masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat
minim.
Berdasarkan penyebab tersebut dan dengan
adanya era otonomi daerah yang sedang berjalan maka kebijakan strategis yang
diambil Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam meningkatkan
mutu pendidikan untuk mengembangkan SDM adalah : (1) Manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah (school based management) dimana sekolah diberikan kewenangan untuk
merencanakan sendiri upaya peningkatan mutu secara keseluruhan; (2) Pendidikan
yang berbasiskan pada partisipasi komunitas (community based education) di mana
terjadi interaksi yang positif antara sekolah dengan masyarakat, sekolah
sebagai community learning center; dan (3) Dengan menggunakan paradigma belajar
atau learning paradigm yang akan menjadikan pelajar-pelajar atau learner
menjadi manusia yang diberdayakan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini kami
akan membahas sedikit tentang dasar manajemen peningkatan mutu, dimensi, dan
hubungan tentang manajeman dan peningkatan mutu.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya, sebagai
berikut:
1.
Bagaimana
konsep dasar manajemen peningkatan mutu?
2.
Apa saja
dimensi-dimensi manajemen peningkatan mutu?
3.
Bagaimana
hubungan antara manajemen dan peningkatan mutu?
4.
Apa itu School
review, benchmarking, quality insurance, dan quality control?
C.
Tujuan Pembahasan
Tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk:
1.
Mengetahui bagaimana
konsep dasar manajemen peningkatan mutu
2.
Mengatahui apa
saja dimensi-dimensi manajemen peningkatan mutu
3.
Mengetahui bagaimana
hubungan antara manajemen dan peningkatan mutu
4.
Mengetahui apa
itu School review, benchmarking, quality insurance, dan quality control
D. Metodologi Penyususnan Makalah
Metodologi
penyusunan Makalah yang kami gunakan adalah studi pustaka yaitu dengan
mengumpulkan beberapa referensi dari buku-buku atau artikel baik dari buku
cetak maupun dari internet.
E. Sistematika penyusunan Makalah
Sistematika
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan, bab ini memuat Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan,
Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. BAB II: A.
Definisi Manajemen Peningkatan Mutu B. Dimensi-dimesni Manajemen Peningkatan
Mutu. C. Hubungan Manajemen dan Peningkatan Mutu D. Penegrtian tentang School
Review, Banchmarking, Quality Insurance dan quality control BAB III : Penutup, bab ini memuat kesimpulan dan
saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Dasar Manajemen
Peningkatan Mutu
1.
Definisi Manajemen
Pengertian manajemen menurut beberapa
ahli diantaranya adalah:
a.
Menurut Drs. Oey
Liang Lee mengartikan manajemen adalah ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari manusia untuk
menentukan capaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan.
b.
Pengertian
manajemen menurut James A.F. Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian
dan penggunaan terhadap sumberdaya organisasi lainnya supaya tujuan organisasi
dapat tercapai sesuai dengan yang ditetapkan.
c.
Pengertian
manajemen menurut R. Terry adalah suatu proses khas terdiri tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan yang dilakukan
dalam menentukan serta mencapai target yang sudah ditetapkan lewat pemanfaatan
sumberdaya manusia dan lainnya.
d.
Pengertian
manajemen menurut Lawrence A. Appley adalah suatu seni untuk mencapai tujuan
tertentu lewat usaha yang dilakukan oleh orang lain
e.
Pengertian
manajemen menurut Horold Koont dan Cyril O’Donnel adalah suatu usaha untuk
mencapai tujuan lewat kegiatan orang lain.
f.
Pengertian
manajemen menurut stoner adalah suatu proses dalam membuat perencanaan,
ppengorganisasian, mengendalikan dan memimpin segala macam usaha daripada
anggota organisasi dan menggunakan segala sumber daya organisasi dalam mencapai
sasaran.
g.
Pengertian
manajemen menurut Wilson Bangun adalah suatu rangkaian aktivitas yang
dikerjakan oleh para anggota organisasi agar tujuan dapat tercapai dengan
rangkaian yang teratur dan tersusun baik. (sumber:http://informasiana.com/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli/#)
Dari beberapa pengertian para ahli
diatas, ada beberapa kesamaan makna walaupun disampaikan dalam bentuk dan tolak
ukur yang berbeda. Adapun pengertian manajemen yang sering digunakan oleh orang
yaitu pengertian manajemen menurut Ricky W. Griffin, dimana beliau mengartikan
manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengordinasian
dan pengendalian atau kontrol sumber daya dalam mencapai sasaran dengan efisien
dan efektif.
2.
Definisi Mutu
Menurut Crosby (1979:68 dalam Abdul Hadis,
2012: 85) mutu ialah conferment to reqeurment, yaitu sesuai dengan yang
disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk meiliki mutu apabila sesuai standar
atau kriteria mutu yang telah ditentukan. Standar mutu berikut meliputi bahan
baku, proses produksi, dan produk jadi.
Dalam pandangan Umaedi (2009), mutu dapat
diartikan sebagai derajat keunggulan sesuatu barang atau jasa dibandingkan
dengan yang lain. Mutu dapat bersifat abstrak, misal dalam cara hidup yang
bermutu, sikap hidup yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianggap luhur dan
sangat dihormati. Mutu dalam pendidikan dapat ditinjau dari segi relevansinya
dengan kebutuhan masyarakat, cepat tidaknya lulusan memperoleh pekerjaan yang
bergaji besar serta kemampuan di dalam mengatasi berbagai persoalan hidup.
Dari beberapa pendapat diatas dapat kami
simpulkan bahwa manajemen peningkatan mutu adalah serangkaian proses dan
aktifitas sekelompok orang untuk meningkatkan kualitas sebuah lembaga
pendiiddkan dengan mengacu pada prinsip-prinsip manajemen berupa perencanaan,
perngorganisasian, controring dan evaluasi.
3.
Fungsi, Peran dan
Kedudukan Manajemen Mutu
Melihat pengertian manajemen yang diatas,
ada empat tindakan yang sangat penting dalam proses manajemen, 4 tindakan
manajemen ini merupakan fungsi utama dalam manajemen, berikut 4 fungsi utama
dalam manajemen:
Ø
Fungsi
Perencanaan
Perencanaan merupakan proses dalam
mengartikan seperti apa tujuan organisasi yang ingin dicapai, kemudian dari
tujuan tersebut maka orang-orang di dalamnya mesti membuat strategi dalam
mencapai tujuan tersebut dan dapat mengembangkan suatu rencana aktivitas suatu
kerja organisasi. Perencanaan dalam manajemen sangat penting karena inilah
awalan dalam melakukan sesuatu.
Dalam merencanakan, ada tindakan yang
mesti dilakukan menetapkan seperti apa tujuan dan target yang dicapai,
merumuskan taktik dan strategi agar tujuan dan target dapat tercapai,
menetapkan sumber daya atau peralatan apa yang diperlukan, dan menentukan
indikator atau standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target.
Ø
Fungsi
Pengorganisasian
Langkah selanjutnya setelah kita merencanakan,
maka yang harus dilakukan adalah bagaimana rencana tersebut dapat terlaksana
dengan memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia dan dapat memastikan kepada
semua orang yang ada dalam suatu organisasi untuk bekerja secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi, tindakan dalam fungsi
pengorganisasian yaitu kita dapat mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan
menentukan tugas, serta menetapkan prosedur yang dibutuhkan; menentukan
struktur organisasi untuk mengetahui bentuk garis tanggung jawab dan
kewenangan; Melakukan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan
sumberdaya manusia atau sumberdaya tenaga kerja; Kemudian memberikan posisi
kepada seseorang dengan posisi yang tepat.
Ø
Fungsi
Pengarahan dan Implementasi
Proses implementasi program supaya bisa
dijalankan kepada setiap pihak yang berada dalam organisasi serta dapat
termotivasi agar semuah pihak dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan sangat
penuh kesadaran dan produktivitas yang sangat tinggi. Adapun fungsi pengarahan
dan imflementasi yaitu menginflementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan,
dan pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja supaya mau tetap bekerja
dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan; Memberikan tugas dan
penjelasan yang teratur mengenai pekerjaan; dan menjelaskan kebijakan yang
telah ditetapkan.
Ø
Fungsi
pengawasan dan pengendalian
Proses pengawasan dan pengendalian
dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan yang sudah
direncanakan, diorganisasikan dan diterapkan bisa berjalan sesuai dengan
harapan target walaupun agak sedikit berbeda dengan yang target yang telah
ditentukan sebelumnya karena kondisi lingkungan organisasi. Adapun fungsi
pengawasan dan pengendalian yaitu untuk mengevaluasi suatu keberhasilan dalam
mencapai tujuan dan target bisnis yang sesuai dengan tolak ukur yang telah
ditentukan; mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas keanehan yang
kemungkinan ditemukan; dan membuat alternatif solusi ketika ada masalah yang
rumit terkait terhalangnya pencapaian tujuan dan target. http://informasiana.com/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli/#
B.
Dimensi-Dimensi
Manajemen Peningkatan Mutu
Menurut Garvin (1998) dalam bukunya Abdul
Hadis (2012: 88) menyatakan bahwa ada delapan dimensi mutu yang dapat digunakan
untuk menganalisis karakteristik mutu barang yaitu:
ü
Performa
ü
Keistimewaan
ü
Reriabilitas
ü
Konformasi
ü
Daya tahan
ü
Kemampuan
pelayanan
ü
Estetika dan
ü
Mutu yang
dipersepsikan
Berdasarkan
delapan dimensi tersebut, kami artikan bahwa dalam dimensi manajemen
peningkatan mutu tidak terlepas dari delapan dimensi mutu tersebut. Dimana
dalam sebuah lembaga ataupun sekolah untuk meningkatkan manajemen mutu sebuah
lembaga bisa terlihat dari delapan dimensi tersebut.
C.
Hubungan Manajemen dan
Peningkatan Mutu
Manajemen dan peningkatan mutu adalah
serangkaian proses atau metode peningkatan mutu yang bertumpu pada sebuah
lembaga, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data
kuantitatif & kualitatif, dan pemberdayaan semua komponen lembaga untuk
secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sebuah
lembaga guna memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan (peserta didik dan
masyarakat dalam dunia pendididkan).
Menurut Khris (2010) Dalam Peningkatan
Mutu terkandung upaya a) mengendalikan proses yang berlangsung di sekolah baik
kurikuler maupun administrasi, b) melibatkan proses diagnose dan proses
tindakan untuk menindak lanjuti diagnose, c) memerlukan partisipasi semua fihak
: Kepala sekolah, guru, staf administrasi, siswa, orang tua dan pakar.
Berdasarkan beberapa uraian diatas manajemen
Peningkatan Mutu memiliki beberapa prinsip diantaranya:
ü
Peningkatan
mutu harus dilaksanakan di sekolah
ü
Peningkatan
mutu hanya dapat dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik
ü
Peningkatan
mutu harus didasarkan pada data dan fakta baik bersifat kualitatif maupun
kuantitatif
ü
Peningkatan
mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di sekolah
ü
Peningkatan
mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada siswa,
orang tua dan masyarakat.
Berdasarkan Panduan Manajemen Sekolah (2000:200-202) dijelaskan Adapun
penyusunan program peningkatan mutu dengan mengaplikasikan empat teknik : a)
school review, b) benchmarking, c) quality assurance, dan d) quality.
D.
School Review
School Review adalah suatu proses dimana
seluruh komponen sekolah bekerja sama khususnya dengan orang tua dan tenaga
profesional (ahli) untuk mengevaluasi dan menilai efektivitas sekolah, serta
mutu lulusan.
School review dilakukan untuk menjawab
pertanyaan berikut :
1.
Apakah yang
dicapai sekolah sudah sesuai dengan harapan orang tua
2.
siswa dan siswa
sendiri ?
3.
Bagaimana
prestasi siswa ?
4.
Faktor apakah
yang menghambat upaya untuk meningkatkan mutu ?
5.
Apakah
faktor-faktor pendukung yang dimiliki sekolah ?
School review akan menghasilkan rumusan
tentang kelemahan-kelemahan, kelebihan-kelebihan dan prestasi siswa, serta
rekomendasi untuk pengembangan program tahun mendatang.
E.
Benchmarking
Suatu kegiatan untuk menetapkan standar
dan target yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu. Benchmarking dapat
diaplikasikan untuk individu, kelompok ataupun lembaga.
Tiga pertanyaan mendasar yang akan
dijawab oleh benchmarking adalah :
1. Seberapa baik kondisi kita?
2. Harus menjadi seberapa baik?
3. Bagaimana cara untuk mencapai yang baik tersebut?
4. Langkah-langkah yang dilaksanakan adalah :
5. Tentukan fokus
6. Tentukan aspek/variabel atau indikator
7. Tentukan standar
8. Tentukan gap (kesenjangan) yang terjadi.
9. Bandingkan standar dengan kita
10. Rencanakan target untuk mencapai standar
11. Rumuskan cara-cara program untuk mencapai target
F.
Quality Insurance
Quality
assurance adalah suatu teknik untuk menentukan bahwa proses pendidikan telah
berlangsung sebagaimana seharusnya. Dengan teknik ini akan dapat dideteksi
adanya penyimpangan yang terjadi pada proses. Teknik menekankan pada monitoring
yang berkesinambungan, dan melembaga, menjadi subsistem sekolah. Quality
assurance akan menghasilkan informasi, yang :
1. Merupakan umpan balik bagi sekolah
2. Memberikan jaminan bagi orang tua siswa bahwa
sekolah senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.
Untuk melaksanakan quality assurance
menurut Bahrul Hayat dalam hand out pelatihan Calon kepala sekolah (2000:6),
maka sekolah harus :
1.
Menekankan pada
kualitas hasil belajar
2.
Hasil kerja
siswa dimonitor secara terus menerus
3.
Informasi dan
data dari sekolah dikumpulkan dan dianalisis untuk memperbaiki proses di
sekolah.
4.
Semua pihak
mulai kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan juga orang tua siswa
harus memiliki komitmen untuk secara bersama mengevaluasi kondisi sekolah yang
kritis dan berupaya untuk memperbaiki.
G.
Quality Control
Quality control adalah suatu sistem untuk
mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai dengan
standar. Quality control memerlukan indikator kualitas yang jelas dan pasti,
sehingga dapat ditentukan penyimpangan kualitas yang terjadi.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000. Panduan Manajemen Sekolah,
Depdiknas, Dikmenum.
Anonim. 2013. Pengertian Manajemen Menurut
Para Ahli. Dalam situs: http://informasiana.com/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli/# diakses tahun 2013
Hadis, Abdul dan Nurhayati. 2012. Manajemen
Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hartono, Khris. 2010. Manajemen Peningkatan
Mutu Pendiidkan. Dalam situs: http://cinusian.blogspot.co.id/2010/02/manajemen-peningkatan-mutu-pendidikan_17.html
diakses Januari 2010.
Umaedi, Hadiyanto dan Siswantari. 2009.
Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar