BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan modern semakin nyata pengaruhnya dalam mewujudkan
pasar dan persaingan bebas terbuka. Dalam keadaan seperti ini, semua lembaga
kususnya pendidikan dituntut untuk mampu menciptakan efisiensi, mengutamakan
mutu, kepuasan konsumen dan memanfaatkan peluang dengan cepat agar dapat
bersaing dan bertahan.
Adanya persaingan merupakan unsur yang tidak
bisa ditawar lagi. Suatu organisasi atau lembaga dapat meningkatkan dan
mempertahankan kualitas dengan cara membangun suatu sistem peningkatan kualitas
dan menentukan standar (TQM) Total Quality management atau disebut
dengan menejemen peningkatan mutu, dan salah satu lembaga standarisasi dalam
dunia industri diantaranya adalah ISO (International Organization for
Standardization).
Dalam bidang pendidikan menejemen peningkatan
mutu dapat didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip dan tehnik yang menekankan
pada peningkatan mutu dengan bertumpu pada lembaga pendidikan untuk secara
terus menerus dan berkesinamungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan
lembaganya untuk memenuhi tuntuan kebutuhan peserta didik dan masyarakat dan
mampu bersaing ditengah-tengah kemajuan globalisasi serta mampu bertahan dengan
memproduk peserta didik berkualitas dan terpenuhinya kepuasan user atau stake
holder.
Sebuah masyarakat yang maju dan berkembang,
pada dasarnya tidak akan terlepas dari apa yang dinamakan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimilikinya. Masyarakat modern yang berkembang pada era
millenium dua ini merupakan masyarakat yang menikmati fasilitas dari sebuah
perkembangan teknologi canggih. Dunia seakan menjadi sempit dengan teknologi,
tidak ada yang mampu disembunyikan pada era modern sekarang ini. Mautidak mau,
setuju tidak setuju kemajuan tekhnologi telah memasuki urat nadi kehidupan
manusia.
Maka saat ini kita lebih mengenal sebagai
sebuah era masyarakat informasi dan tentunya ada masa dimana masyarakat belum
mengenal informasi. Dari hampir semua lini kehidupan manusia dewasa ini telah
menggunakan kecanggihan tekhnologi informasi, baik pada tingkat individual,
kelompok, semua jenis organisasi, pada tingkat negara, dan bahkan dalam
hubungan antar organisasi dan antar negara. Salah satu produk pekembangan
tersebut ialah tumbuhnya disiplin ilmiah baru yang kini dikenal dengan istilah informatika.
Walaupun terbilang masih baru, namun perkembangannya telah sangat dibutuhkan
hampir semua orang, salah satu kontribusi substansial dan bahkan telah membuka
kesadaran pada perbagai pihak tentang pentingnya informasi sebagai suatu Resource
(sumber daya) organisasi yang strategis.
Tentunya dalam perkembangannya ada suatu proses
dalam masyarakat hingga mencapai sebuah tahapan sebuah sistem informasi yang
sedemikian canggih seperti sekarang ini. Dibawah ini akan dijelaskan tahapan
dan perbandingan perkembangan teknologi informasi di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu ?
2. apa sajakah ciri ciri serta pendekatan
sekaligus penanganann system informasi manajemen tersebut ?
3. seperti apakah rencana pengembangan sekolah
serta unsur manajemen pendidikan berkualitas itu ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen
Peningkatan Mutu
2. Untuk
mengetahui ciri ciri serta
pendekatan sekaligus penanganann system informasi manajemen
3. Untuk mengetahui apakah rencana pengembangan sekolah serta
unsur manajemen pendidikan berkualitas i
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu
Manajemen
peningkatan mutu adalah suatu metode
peningkatan mutu yang bertumpu pada Lembaga itu sendiri, mengaplikasikan
sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif dan
kualitatif, serta berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan
organisasi sekolah guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Dalam
manajemen peningkatan mutu, terkandung aspek-aspek, antara lain mengendalikan
proses yang berlangsung di lembaga baik
kurikuler maupun administrasi, kalau lembaga tersebut merupakan sekolah berarti melibatkan proses
diagnosis dan proses tindakan untuk menindaklanjuti diagnosis, serta memerlukan
partisipasi semua pihak (kepala sekolah, guru, staf administrasi, siswa, orang
tua, dan pakar).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa manajemen peningkatan mutu memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Peningkatan mutu harus dilaksanakan di sekolah; b. peningkatan mutu hanya dapat dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik; c. peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif; d. peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada disekolah; serta e. peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada siswa, orang tua, dan masyarakat.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa manajemen peningkatan mutu memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Peningkatan mutu harus dilaksanakan di sekolah; b. peningkatan mutu hanya dapat dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik; c. peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif; d. peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada disekolah; serta e. peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada siswa, orang tua, dan masyarakat.
Manajemen Peningkatan mutu merupakan alternatif baru
dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian dan
kreatifitas sekolah.
Konsep ini diperkenalkan oleh teori effektif
school yang lebih memfokuskan diri pada perbaikan proses pendidikan. Beberapa
indikator yang menunjukkan karakter dari konsep manajemen ini antara lain
sebagai berikut : (i) lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (ii) sekolah
memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai, (iii) sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, (iv) adanya harapan yang tinggi
dari personel sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf lainnya termasuk siswa)
untuk berprestasi, (v) adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus
sesuai tuntutan IPTEK, (vi) adanya pelaksanaan evaluasi yang terus-menerus
terhadap berbagai aspek akademik dan administrative, dan pemanfaatan hasilnya
untuk penyempurnaan/ perbaikan mutu, dan (vii) adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua
murid/masyarakat.
Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah bentuk
alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan (Nurkholis,
2003:6). MBS pada prinsipnya bertumpu pada sekolah dan masyarakat serta jauh
dari birokrasi yang sentralistik. MBS berpotensi untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat, pemerataan, efisiensi, serta manajemen yang bertumpu pada tingkat
sekolah. MBS dimaksudkan meningkatkan otonomi sekolah, menentukan sendiri apa
yang perlu diajarkan, dan mengelola sumber daya yang ada untuk berinovasi. MBS
juga memiliki potensi yang besar untuk menciptakan kepala sekolah, guru, dan
administrator yang profesional. Dengan demikian, sekolah akan bersifat
responsif terhadap kebutuhan masing-masing siswa dan masyarakat sekolah.
Prestasi belajar siswa dapat dioptimalkan melalui partisipasi langsung orang
tua dan masyarakat.
Aldwell dan
Spink (1988) dalam Teguh Winarno memandang MBS sebagai a self managing school
yakni suatu sekolah yang telah mengadopsi desentralisasi yang berarti dan
konsisten sehingga sekolah tersebut mempunyai wewenang untuk mengambil
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan alokasi sumber-sumber yang meliputi
pengetahuan, teknologi, wewenang, material, orang, waktu dan keuangan (dikutip
oleh Campbell–Evans dalam Dimmock (ed),1993: 93 dalam Teguh Winarno). Hal ini
berarti bahwa sekolah yang menggunakan MBS memperoleh hak otonomi untuk
mengelola sumber-sumber daya pedidikan yang dimilikinya.
B. Pengeretian System Informasi Manajemen
Menurut Para Ahli
SIM (Sistem Informasi Manajemen) merupakan
sistem yang secara terpadu mengaitkan manusia dengan mesin (peralatan) untuk
menyajikan informasi guna mendukung pimpinan organisasi, dalam pengambilan
keputusan.
Namun ada beberapa pendapat terkait pengertian
system informasi manajemen tersebut antara lain ialah :
1. Danu Wira Pangestu (2007)
SIM (sistem informasi manajemen) dapat
didefenisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung
jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna
untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
2. Raymond McLeod Jr (1995)
Raymond McLeod Jr mendefinisikan Sistem
Informasi Manajemen sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi
menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah
terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin
terjadi di masa depan
3. James. A.F. Stoner
James. A.F. Stoner (dalam Mu’alimah), system
informasi manajemen yaitu metode yang formal yang menyediakan bagi pihak
manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk mendukung
proses pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, dan fungsi oprasi
sebuah organisasi yang lebih efektif.
4. Gordon. B. Davis (1984)
Menurut Davis Sistem Informasi Manajemen adalah
sebuah sistem yang terintegrasi antara manusia dan mesin yang mampu memberikan
informasi sedemikian rupa untuk menunjang jalannya operasi, jalannya manajemen
dan fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi
5. Encyclopedia of Management
sistem informasi manajemen adalah pendekatan
yang direncanakan dan disusun untuk memberikan bantuan piawai yang memudahkan
proses manajerial kepada pejabat pimpinan.
6. Joel.D. Aron (1969)
Aron (dalam Margianti) menyebutkan bahwa sistem
informasi manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh seorang manajer dalam membuat keputusan
7. E.S Margianti & Suryadi H.S
Margianti dan Suryadi mendefinisikan sistem
informasi manajemen sebagai suatu sistem berdasarkan komputer yang menjadikan
sebuah informasi dapat digunakan oleh para manajer untuk kebutuhan yang sama.
Informasi yang terdapat pada sistem informasi manajemen biasanya berisi tentang
segala bentuk kejadian di dalam perusahaan, yang merupakan kejadian pada masa
lalu, saat ini, hingga prediksi.
Dari uraian difinisi system informasi manajemen di atas yang
disampaikan dari beberapa para ahli terdapat ciri-ciri dan pendekatan serta
penanganan yang digunakan system informasi manajemen yang digunakan dalam suatu
lembaga.
a. Ciri-ciri SIM
A. Bersifat total / menyeluruh, mencakup :
1. dilihat dari bentuknya
1. dilihat dari bentuknya
a). formal -
informal
b). manual -
komputerisasi
2. dilihat dari bidangnya
2. dilihat dari bidangnya
a). sistem
informasi proyek
b). sistem
informasi perkantoran
c). sistem
informasi forcasting
d). sistem
informasi penopang keputusan
B. Bersifat terkoordinasi
Keseluruhan cakupan SIM dilaksanakan
secara terstruktur, tapi harus terkoordinasi secara terpusat. Sistem informasi
manajemen di koordinasikan secara terpusat unttuk menjamin bahwa data yang di
proses dapat dioperasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk
menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub sistem yang diperlukan. Serta
menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien.
C. SIM terintegrasi secara rasional
Sub sistem dalam Sistem Informasi
Manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing
saling berkaitan satu dengan lainnya, integrasi ini dilakukan terutama dengan
melewatkan data diantara sub sistem tersebut. Sub - sub sistem dikoordinasikan
menuju tercapainya integrasi secara rasional. Logis, Efektif dan Efisien.
D. SIM mentransformasikan data menjadi informasi dengan berbagai
cara.
Apabila data diolah dan berguna bagi manager untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi
Apabila data diolah dan berguna bagi manager untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi
E. SIM meningkatkan produktivitas
Sistem Informasi Manajemen dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain : dengan kemampuan melaksanakan tugas rutin seperti penyajian dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manager untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.
Sistem Informasi Manajemen dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain : dengan kemampuan melaksanakan tugas rutin seperti penyajian dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manager untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.
F. SIM sesuai dengan sifat dan gaya manajer (personil) yang akan
menggunakannya sehingga terhindar dari kesenjangan.
Sistem Informasi
Manajemen sesuai dengan gaya manager Sistem Informasi Manajemen dikembangkan
lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan
menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem
Informasi Mananajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan
cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.
G. SIM menggunakan kriteria mutu yang telah ditetapkan serta relevansi
G. SIM menggunakan kriteria mutu yang telah ditetapkan serta relevansi
H. SIM memiliki sub sistem informasi
Sistem Informasi
Manajemen adalah serangkaian sub-sistem, dimana sub-sistem tersebut mendukung
tercapainya sasaran Sistem Informasi Manajemen dan organisasi sebagian dari
sub-sistem yang berperan hanya dalam satu kegiatan atau lapisan manajemen,
sementara yang lainnya berperan ganda.
sumber :
https//uharsputra.files.wordpress.com
DavDavis, Gordon B., Manajemen Information System., terjemahan oleh Drs.Bob
Widyahartono, PT.Pustaka Binaman pressindo, 1984.
Murdick, Robert G., Management Information System, New Jersey, Prentice Hall
Inc, 1980.
Scott, George M., Principles of Management Information System, terjemahan
oleh Achmad Nashir Budiman, Edisi I, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1997.
Senn, James A. , Information Systems in Management, Belmont, cal, 4
th
edition,
1990.
b. Pendekatan
digunakan dalam perancangan SIM
- Pendekatan bagan organisasi
- Pendekatan pengumpulan data
- Pendekatan survey manajemen
- Pendekatan bank data
- Pendekatan terpadu
- Pendekatan bagan organisasi
- Pendekatan pengumpulan data
- Pendekatan survey manajemen
- Pendekatan bank data
- Pendekatan terpadu
c.
Bagaimana perencanaan SIM di sekolah
Seperti pada umumnya SIM terdiri atas unsur input, proses, dan output. Apabila unsur-unsur tersebut diterapkan pada sekolah, maka akan terlihat sebagai berikut:INPUT terdiri atas kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasaranaa, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan keuangan.
PROSES dapat dilakukan dengan manual dan bantuan komputer. Proses manual dengan cara konvensional, sedangkan proses dengan bantuan komputer mempersyaratkan kondisi tertentu,
Seperti pada umumnya SIM terdiri atas unsur input, proses, dan output. Apabila unsur-unsur tersebut diterapkan pada sekolah, maka akan terlihat sebagai berikut:INPUT terdiri atas kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasaranaa, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan keuangan.
PROSES dapat dilakukan dengan manual dan bantuan komputer. Proses manual dengan cara konvensional, sedangkan proses dengan bantuan komputer mempersyaratkan kondisi tertentu,
yakni:
a. Adanya struktur organisasi dan prosedur yang pasti
b. Tersedia data
c. Tersedia peralatan yang memadai
d. Adanya pengelolaan dan pemeliharaan sistem
OUTPUT merupakan informasi yang disajikan untuk pimpinan (kepala sekolah) atau pihak lain yang membutuhkan sebagai bahan dalam membuat atau mengambil keputusan.
a. Adanya struktur organisasi dan prosedur yang pasti
b. Tersedia data
c. Tersedia peralatan yang memadai
d. Adanya pengelolaan dan pemeliharaan sistem
OUTPUT merupakan informasi yang disajikan untuk pimpinan (kepala sekolah) atau pihak lain yang membutuhkan sebagai bahan dalam membuat atau mengambil keputusan.
C. Manajemen Pengembangan diri
Diri adalah orang yang mampu untuk mengurus
dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat
dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang
paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena itu kita harus
bisa memanaj hati.
Menata
hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan. Saat ini
seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu seseorang yang
bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan kecerdasan emosional (Goleman,
1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi
kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu
kecerdasan spiritual agar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi
secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya (Zohar, 2002).
Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata atau
mamanaj diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan
sesuai dengan harapan. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung
dalam menata diri.
Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan
seseorang dalam memanaj dirinya sendiri. Karena setelah dapat memenaj diri
sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin.
D. Rencana
pengembangan sekolah yang baik
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan
salah satu wujud dari salah satu fungsi manajemen sekolah yang amat penting,
yang harus dimiliki sekolah untuk dijadikan sebagai panduan dalam
menyelenggarakan pendidikan di sekolah, baik untuk jangka panjang (20 tahun),
menengah (5 tahun) maupun pendek (satu tahun)
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) memiliki
fungsi amat penting guna memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah
dalam rangka pencapaian tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan)
dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan
Standar Nasional Pendidikan ( standar
kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan) merupakan
substansi penting dalam sistem pengelolaan sekolah yang harus direncanakan
sebaik-baiknya dan diakomodir dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah.
Atas dasar itu, Depdiknas telah menyiapkan
sebuah panduan teknis bagi sekolah dalam penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah, yang disampaikan oleh Prof. Slamet PH. MA, MEd, MA, MLHR,
Ph.D, yang mengupas tentang:
- Pentingnya Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). RPS penting dimiliki untuk memberi arah dan bimbingan para pelaku sekolah dalam rangka menuju perubahan atau tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan.
- Arti Perencanaan Sekolah/RPS.Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia.RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
- Tujuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). RPS disusun dengan tujuan untuk: (1) menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil; (2) mendukung koordinasi antar pelaku sekolah; (3) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah, antarsekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antarwaktu
- Sistem Perencanaan Sekolah (SPS). Sistem Perencanaan Sekolahadalah satu kesatuan tata cara perencanaan sekolah untuk meng-hasilkan rencana-rencana sekolah (RPS) dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara sekolah dan masyarakat (diwakili oleh komite sekolah).
- Tahap-tahap Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), mencakup: (a) Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah; (b) Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan sekolah saat ini (IPS); (c) Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang; (d) Mencari kesenjangan antara butir 2 & 3; (e) Menyusun rencana strategis; (f) Menyusun rencana tahunan; (g) Melaksanakan rencana tahunan; dan (h) Memonitor dan mengevaluasi
E. Unsur
Manajemen Pendidikan
Unsur manajemen
adalah sesuatu yang menjadi bagian mutlak sebagai pembentuk manajemen banyak
yang mengemukakan bahwa unsur manajemen seperti yang dikemukakan oleh G.R Terry
dengan istilah the six M’S in management (6M di dalam manajemen), yaitu man,
money, materials, market, and methods.
Menurut
Harrington Emerson dalam Phiffner John F. dan Presthus Robert V. manajemen
mempunyai lima unsur (M), yaitu:
1.
Men
2.
Money
3.
Materials
4.
Machines, and
5.
Methods.
Peterson O.F.,
member of Indiana University memasukkan unsure mesin ke dalam material dan
metode diberi istilah the use sehingga katanya, “Managements is the use of man,
money and materials to achieve a common goal”.
Ada lagi
seorang ahli bernama Mooney James D., ia memasukkan unsur-unsur uang, material
dan mesin ke dalam istilah yang disebut fasilitas sehingga unsur-unsur
manajemen adalah:
1.
Men
2.
Facilities
3.
Method
George R. Terry
dalam bukunya Principle of Management mengatakan, ada enam sumber daya pokok
dari manajemen, yaitu:
1.
Men and woman
2.
Materials
3.
Machines
4.
Methods
5.
Money
6.
Market
Dikatakan oleh
Soekarno K. bahwa supaya manajemen dapat mencapai tujuan sebaik-baiknya,
sangatlah diperlukan adanya tools ( sarana, alat dan unsur manajemen ). Unsur-unsur
manajemen pendidikan adalah:
1.
Men : Tenaga
manusia digerakkan
2.
Money : Dana yang diperlukan untuk
mencapainya
3.
Methods : Cara / sistem untuk mencapai tujuan
4.
Material : Bahan-bahan sebagai sumberdaya
pendidikan yang mencapai tujuan
pendidikan.
5.
Machines : Mesin-mesin yang diperlukan
6.
Market : Pasaran, tempat untuk
melempar hasil produksi.
Sistematika dari pandangan para ahli itu jelas
menunjukkan, bahwa manusia merupakan unsur manajemen yang pokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar