Selasa, 10 November 2015

System Informasi Manajemen



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan modern semakin nyata pengaruhnya dalam mewujudkan pasar dan persaingan bebas terbuka. Dalam keadaan seperti ini, semua lembaga kususnya pendidikan dituntut untuk mampu menciptakan efisiensi, mengutamakan mutu, kepuasan konsumen dan memanfaatkan peluang dengan cepat agar dapat bersaing dan bertahan.
Adanya persaingan merupakan unsur yang tidak bisa ditawar lagi. Suatu organisasi atau lembaga dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas dengan cara membangun suatu sistem peningkatan kualitas dan menentukan standar (TQM) Total Quality management atau disebut dengan menejemen peningkatan mutu, dan salah satu lembaga standarisasi dalam dunia industri diantaranya adalah ISO (International Organization for Standardization).
Dalam bidang pendidikan menejemen peningkatan mutu dapat didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip dan tehnik yang menekankan pada peningkatan mutu dengan bertumpu pada lembaga pendidikan untuk secara terus menerus dan berkesinamungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan lembaganya untuk memenuhi tuntuan kebutuhan peserta didik dan masyarakat dan mampu bersaing ditengah-tengah kemajuan globalisasi serta mampu bertahan dengan memproduk peserta didik berkualitas dan terpenuhinya kepuasan user atau stake holder.
Sebuah masyarakat yang maju dan berkembang, pada dasarnya tidak akan terlepas dari apa yang dinamakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya. Masyarakat modern yang berkembang pada era millenium dua ini merupakan masyarakat yang menikmati fasilitas dari sebuah perkembangan teknologi canggih. Dunia seakan menjadi sempit dengan teknologi, tidak ada yang mampu disembunyikan pada era modern sekarang ini. Mautidak mau, setuju tidak setuju kemajuan tekhnologi telah memasuki urat nadi kehidupan manusia.
Maka saat ini kita lebih mengenal sebagai sebuah era masyarakat informasi dan tentunya ada masa dimana masyarakat belum mengenal informasi. Dari hampir semua lini kehidupan manusia dewasa ini telah menggunakan kecanggihan tekhnologi informasi, baik pada tingkat individual, kelompok, semua jenis organisasi, pada tingkat negara, dan bahkan dalam hubungan antar organisasi dan antar negara. Salah satu produk pekembangan tersebut ialah tumbuhnya disiplin ilmiah baru yang kini dikenal dengan istilah informatika. Walaupun terbilang masih baru, namun perkembangannya telah sangat dibutuhkan hampir semua orang, salah satu kontribusi substansial dan bahkan telah membuka kesadaran pada perbagai pihak tentang pentingnya informasi sebagai suatu Resource (sumber daya) organisasi yang strategis.
Tentunya dalam perkembangannya ada suatu proses dalam masyarakat hingga mencapai sebuah tahapan sebuah sistem informasi yang sedemikian canggih seperti sekarang ini. Dibawah ini akan dijelaskan tahapan dan perbandingan perkembangan teknologi informasi di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu ?
2. apa sajakah ciri ciri serta pendekatan sekaligus penanganann system informasi manajemen tersebut ?
3. seperti apakah rencana pengembangan sekolah serta unsur manajemen pendidikan berkualitas itu ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu
2. Untuk  mengetahui  ciri ciri serta pendekatan sekaligus penanganann system informasi manajemen
3. Untuk mengetahui  apakah rencana pengembangan sekolah serta unsur manajemen pendidikan berkualitas i


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu
Manajemen peningkatan mutu  adalah suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada Lembaga itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif dan kualitatif, serta berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sekolah guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Dalam manajemen peningkatan mutu, terkandung aspek-aspek, antara lain mengendalikan proses yang berlangsung di lembaga  baik kurikuler maupun administrasi, kalau lembaga tersebut  merupakan sekolah berarti melibatkan proses diagnosis dan proses tindakan untuk menindaklanjuti diagnosis, serta memerlukan partisipasi semua pihak (kepala sekolah, guru, staf administrasi, siswa, orang tua, dan pakar).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa manajemen peningkatan mutu memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Peningkatan mutu harus dilaksanakan di sekolah; b. peningkatan mutu hanya dapat dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik; c. peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif; d. peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada disekolah; serta e. peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada siswa, orang tua, dan masyarakat.

Manajemen Peningkatan mutu merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah.
Konsep ini diperkenalkan oleh teori effektif school yang lebih memfokuskan diri pada perbaikan proses pendidikan. Beberapa indikator yang menunjukkan karakter dari konsep manajemen ini antara lain sebagai berikut : (i) lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (ii) sekolah memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai, (iii) sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, (iv) adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi, (v) adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan IPTEK, (vi) adanya pelaksanaan evaluasi yang terus-menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administrative, dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan/ perbaikan mutu, dan (vii) adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid/masyarakat.
Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan (Nurkholis, 2003:6). MBS pada prinsipnya bertumpu pada sekolah dan masyarakat serta jauh dari birokrasi yang sentralistik. MBS berpotensi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, pemerataan, efisiensi, serta manajemen yang bertumpu pada tingkat sekolah. MBS dimaksudkan meningkatkan otonomi sekolah, menentukan sendiri apa yang perlu diajarkan, dan mengelola sumber daya yang ada untuk berinovasi. MBS juga memiliki potensi yang besar untuk menciptakan kepala sekolah, guru, dan administrator yang profesional. Dengan demikian, sekolah akan bersifat responsif terhadap kebutuhan masing-masing siswa dan masyarakat sekolah. Prestasi belajar siswa dapat dioptimalkan melalui partisipasi langsung orang tua dan masyarakat.
Aldwell dan Spink (1988) dalam Teguh Winarno memandang MBS sebagai a self managing school yakni suatu sekolah yang telah mengadopsi desentralisasi yang berarti dan konsisten sehingga sekolah tersebut mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan dengan alokasi sumber-sumber yang meliputi pengetahuan, teknologi, wewenang, material, orang, waktu dan keuangan (dikutip oleh Campbell–Evans dalam Dimmock (ed),1993: 93 dalam Teguh Winarno). Hal ini berarti bahwa sekolah yang menggunakan MBS memperoleh hak otonomi untuk mengelola sumber-sumber daya pedidikan yang dimilikinya.

B. Pengeretian System Informasi Manajemen Menurut Para Ahli
SIM (Sistem Informasi Manajemen) merupakan sistem yang secara terpadu mengaitkan manusia dengan mesin (peralatan) untuk menyajikan informasi guna mendukung pimpinan organisasi, dalam pengambilan keputusan.
Namun ada beberapa pendapat terkait pengertian system informasi manajemen tersebut antara lain ialah :
1. Danu Wira Pangestu (2007)
SIM (sistem informasi manajemen) dapat didefenisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
2. Raymond McLeod Jr (1995)
Raymond McLeod Jr mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan
3. James. A.F. Stoner
James. A.F. Stoner (dalam Mu’alimah), system informasi manajemen yaitu metode yang formal yang menyediakan bagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, dan fungsi oprasi sebuah organisasi yang lebih efektif.
4. Gordon. B. Davis (1984)
Menurut Davis Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang terintegrasi antara manusia dan mesin yang mampu memberikan informasi sedemikian rupa untuk menunjang jalannya operasi, jalannya manajemen dan fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi
5. Encyclopedia of Management
sistem informasi manajemen adalah pendekatan yang direncanakan dan disusun untuk memberikan bantuan piawai yang memudahkan proses manajerial kepada pejabat pimpinan.
6. Joel.D. Aron (1969)
Aron (dalam Margianti) menyebutkan bahwa sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh seorang manajer dalam membuat keputusan
7. E.S Margianti & Suryadi H.S
Margianti dan Suryadi mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem berdasarkan komputer yang menjadikan sebuah informasi dapat digunakan oleh para manajer untuk kebutuhan yang sama. Informasi yang terdapat pada sistem informasi manajemen biasanya berisi tentang segala bentuk kejadian di dalam perusahaan, yang merupakan kejadian pada masa lalu, saat ini, hingga prediksi.
Dari uraian difinisi system informasi manajemen di atas yang disampaikan dari beberapa para ahli terdapat ciri-ciri dan pendekatan serta penanganan yang digunakan system informasi manajemen yang digunakan dalam suatu lembaga.

a. Ciri-ciri SIM
A. Bersifat total / menyeluruh, mencakup :
       1. dilihat dari bentuknya
               a). formal - informal
               b). manual - komputerisasi
       2. dilihat dari bidangnya            
               a). sistem informasi proyek
               b). sistem informasi perkantoran
               c). sistem informasi forcasting
               d). sistem informasi penopang keputusan

B. Bersifat terkoordinasi
        Keseluruhan cakupan SIM dilaksanakan secara terstruktur, tapi harus terkoordinasi secara terpusat. Sistem informasi manajemen di koordinasikan secara terpusat unttuk menjamin bahwa data yang di proses dapat dioperasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub sistem yang diperlukan. Serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien.

C. SIM terintegrasi secara rasional
         Sub sistem dalam Sistem Informasi Manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing saling berkaitan satu dengan lainnya, integrasi ini dilakukan terutama dengan melewatkan data diantara sub sistem tersebut. Sub - sub sistem dikoordinasikan menuju tercapainya integrasi secara rasional. Logis, Efektif dan Efisien.

D. SIM mentransformasikan data menjadi informasi dengan berbagai cara.
        Apabila data diolah dan berguna bagi manager untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi
E. SIM meningkatkan produktivitas
        Sistem Informasi Manajemen dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain : dengan kemampuan melaksanakan tugas rutin seperti penyajian dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manager untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.
         
F. SIM sesuai dengan sifat dan gaya manajer (personil) yang akan menggunakannya sehingga terhindar dari kesenjangan.
        Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manager Sistem Informasi Manajemen dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem Informasi Mananajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.

G. SIM menggunakan kriteria mutu yang telah ditetapkan serta relevansi

H. SIM memiliki sub sistem informasi
        Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem, dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran Sistem Informasi Manajemen dan organisasi sebagian dari sub-sistem yang berperan hanya dalam satu kegiatan atau lapisan manajemen, sementara yang lainnya berperan ganda.

sumber : 
https//uharsputra.files.wordpress.com
DavDavis, Gordon B., Manajemen Information System., terjemahan oleh Drs.Bob 
Widyahartono, PT.Pustaka Binaman pressindo, 1984. 
 
Murdick, Robert G., Management Information System, New Jersey, Prentice Hall 
Inc, 1980. 
 
Scott, George M., Principles of Management Information System, terjemahan 
oleh Achmad Nashir Budiman, Edisi I, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 
1997. 
 
Senn, James A. , Information Systems in Management, Belmont, cal, 4
th
 edition, 
1990. 
 b. Pendekatan  digunakan dalam perancangan SIM
- Pendekatan bagan organisasi
- Pendekatan pengumpulan data
- Pendekatan survey manajemen
- Pendekatan bank data
- Pendekatan terpadu
c. Bagaimana perencanaan SIM di sekolah
Seperti pada umumnya SIM terdiri atas unsur input, proses, dan output. Apabila unsur-unsur tersebut diterapkan pada sekolah, maka akan terlihat sebagai berikut:INPUT terdiri atas kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasaranaa, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan keuangan.
PROSES  dapat dilakukan dengan manual dan bantuan komputer. Proses manual dengan cara konvensional, sedangkan proses dengan bantuan komputer mempersyaratkan kondisi tertentu,
yakni:
a. Adanya struktur organisasi dan prosedur yang pasti
b. Tersedia data
c. Tersedia peralatan yang memadai
d. Adanya pengelolaan dan pemeliharaan sistem
OUTPUT merupakan informasi yang disajikan untuk pimpinan (kepala sekolah) atau pihak lain yang membutuhkan sebagai bahan dalam membuat atau mengambil keputusan.


C. Manajemen Pengembangan diri
Diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa memanaj hati.

        Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya (Zohar, 2002).

            Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata atau mamanaj diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata diri. 

            Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanaj dirinya sendiri. Karena setelah dapat memenaj diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin.



D. Rencana pengembangan sekolah yang baik
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi manajemen sekolah yang amat penting, yang harus dimiliki sekolah untuk dijadikan sebagai panduan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5 tahun) maupun pendek (satu tahun)
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) memiliki fungsi amat penting guna memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka pencapaian tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan
Standar Nasional Pendidikan ( standar kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan) merupakan substansi penting dalam sistem pengelolaan sekolah yang harus direncanakan sebaik-baiknya dan diakomodir dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah.
Atas dasar itu, Depdiknas telah menyiapkan sebuah panduan teknis bagi sekolah dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah,  yang disampaikan oleh Prof. Slamet PH. MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D,  yang mengupas tentang:
  1. Pentingnya Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). RPS penting dimiliki untuk memberi arah dan bimbingan para pelaku sekolah dalam rangka menuju perubahan atau tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan.
  2. Arti Perencanaan Sekolah/RPS.Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia.RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
  3. Tujuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). RPS disusun dengan tujuan untuk: (1) menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil; (2) mendukung koordinasi antar pelaku sekolah; (3) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah, antarsekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antarwaktu
  4. Sistem Perencanaan Sekolah (SPS). Sistem Perencanaan Sekolahadalah satu kesatuan tata cara perencanaan sekolah untuk meng-hasilkan rencana-rencana sekolah (RPS) dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara sekolah dan masyarakat (diwakili oleh komite sekolah).
  5. Tahap-tahap Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), mencakup: (a) Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah; (b) Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan sekolah saat ini (IPS); (c) Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di masa mendatang; (d) Mencari kesenjangan antara butir 2 & 3; (e) Menyusun rencana strategis; (f) Menyusun rencana tahunan;  (g) Melaksanakan rencana tahunan; dan (h) Memonitor dan mengevaluasi
E. Unsur Manajemen Pendidikan
Unsur manajemen adalah sesuatu yang menjadi bagian mutlak sebagai pembentuk manajemen banyak yang mengemukakan bahwa unsur manajemen seperti yang dikemukakan oleh G.R Terry dengan istilah the six M’S in management (6M di dalam manajemen), yaitu man, money, materials, market, and methods.

Menurut Harrington Emerson dalam Phiffner John F. dan Presthus Robert V. manajemen mempunyai lima unsur (M), yaitu:
1.      Men
2.      Money
3.      Materials
4.      Machines, and
5.      Methods.
Peterson O.F., member of Indiana University memasukkan unsure mesin ke dalam material dan metode diberi istilah the use sehingga katanya, “Managements is the use of man, money and materials to achieve a common goal”.
Ada lagi seorang ahli bernama Mooney James D., ia memasukkan unsur-unsur uang, material dan mesin ke dalam istilah yang disebut fasilitas sehingga unsur-unsur manajemen adalah:

1.      Men
2.      Facilities
3.      Method
George R. Terry dalam bukunya Principle of Management mengatakan, ada enam sumber daya pokok dari manajemen, yaitu:
1.      Men and woman
2.      Materials
3.      Machines
4.      Methods
5.      Money
6.      Market
Dikatakan oleh Soekarno K. bahwa supaya manajemen dapat mencapai tujuan sebaik-baiknya, sangatlah diperlukan adanya tools ( sarana, alat dan unsur manajemen ). Unsur-unsur manajemen pendidikan adalah:
1.      Men           : Tenaga manusia digerakkan
2.      Money       : Dana yang diperlukan untuk mencapainya
3.      Methods    : Cara / sistem untuk mencapai tujuan
4.      Material     : Bahan-bahan sebagai sumberdaya pendidikan yang  mencapai tujuan pendidikan.
5.      Machines   : Mesin-mesin yang diperlukan
6.      Market       : Pasaran, tempat untuk melempar hasil produksi.
Sistematika dari pandangan para ahli itu jelas menunjukkan, bahwa manusia merupakan unsur manajemen yang pokok.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar