SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
Manajemen Peningkatan Mutu
Dosen : Dr. H.
M. Hoesnan, Dip.Ed.,M.Pd.
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................. 4
C. Tujuan Penulisan............................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Sistem.................................................................................... 5
B. Data dan Informasi ............................................................. 11
C. Manajemen........................................................................... 14
D. Sistem Informasi Manajemen............................................ 14
E. Pengolahan Komputer....................................................... 17
F. Sistem Informasi Manajemen di Mata User.................... 17
G. Pokok-Pokok Sistem Informasi Manajemen................... 19
H.
Pengambilan
Keputusan................................................... 20
I.
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMDIK)..... 21
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................... 25
B.
Saran..................................................................................... 25
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 27
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
Tim Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada Tim Penulis sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul “Sistem
Informasi Manajemen” yang merupakan
salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Manajemen Peningkatan Mutu.
Penulis
menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih jauhdari kesempurnaan, namun
demikian telah memberikan manfaat bagi Tim Penulis. Akhir kata Tim Penulis
berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran
yang bersifat menbangun akan Tim Penulis terima dengan senang hati.
Tangerang,
Oktober 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perkembangan
organisasi yang semakin kompleks dan tuntutan untuk selalu melakukan adaptasi
terhadap lingkungan organisasi, mengakibatkan proses pengambilan keputusan dan
manajemen juga berkembang. Proses tersebut berkaitan dengan informasi yang
merupakan hal penting dan berharga dalam sebuah organisasi dewasa ini, karena
informasi yang akurat dan cepat dapat sangat membantu tumbuh kembangnya sebuah
organisasi. Maka dari itu, pengelolaan informasi dipandang penting demi
kelancaran sebuah pekerjaan dan untuk menganalisis perkembangan dari pekerjaan
itu sendiri. Hal tersebut menuntut pembelajaran Sistem Informasi Manajemen
dalam menciptakan, mendistribusikan dan memanfaatkan informasi guna mendukung
kegiatan manajemen, khususnya pembuatan keputusan dalam kebijakan publik.
Namun,
sayangnya banyak organisasi yang ingin membangun Sistem Informasi Manajemennya
sendiri, dan telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut
sering kali gagal. Penyebabnya antara lain adalah struktur organisasi yang kurang
wajar, rencana organisasi yang belum memadai, sumber daya manusia yang tidak
memadai, dan yang terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam
bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya
pengembangan sistem dan memotivasi seluruh pihak yang terlibat.
Sebelum
membahas bagaimana Sistem Informasi Manajemen lebih lanjut, berikut ini akan
diberikan definisi ringkas dari Sistem Informasi Manajemen yaitu: “serangkaian
sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional
mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara
guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer”
(Ismail, 2013).
Dari
definisi tersebut ada beberapa poin yang perlu diuraikan lebih lanjut:
a.
Sistem Informasi
Manajemen memiliki sub-sitem informasi. Sistem Informasi Manajemen adalah
serangkaian sub-sistem, dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya
sasaran Sistem Informasi Manajemen.
b.
Sistem Informasi
Manajemen adalah menyeluruh. Sebuah Sistem Informasi Manajemen mencakup sistem
informasi formal maupun informal baik yang manual maupun berkomputer. Komponen
yang terpenting dalam Sistem Informasi Manajemen adalah manajer yang pikirannya
akan memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi dengan
elemen-elemen lain dari Sistem Informasi Manajemen.
c.
Sistem Informasi
Manajemen adalah terkoordinasi. Sistem Informasi Manajemen dikoordinasikan
secara terpusat untuk menjamamin bahwa data yang diproses dapat dioperasikan
secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi
melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem
informasi bekerja secara efisien.
d.
Sistem Informasi
Manajemen terintegrasi secara rasional. Sub-sistem dalam Sistem Informasi
Manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing
saling berkaitaan satu dengan yang lainnya, integrasi ini dilakukan terutama
dengan melewatkan data diantara sub-sistem tersebut.
e.
Sistem Informasi
Manajemen mentransformasikan data ke dalam informasi. Apabila data diolah dan
berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi.
f.
Sistem Informasi
Manajemen meningkatkan produktivitas. Sistem Informasi Manajemen dengan
berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain dengan kemampuan
melaksanakan tugas rutin seperti, penyajian dokumen dengan efisien, mampu
memberikan layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan
kemampuan manajer untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.
g.
Sistem Informasi
Manajemen sesuai dengan gaya manajer. Sistem Informasi Manajemen dikembangkan
lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan
menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem
Informasi Manajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat.
Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.
Secara teoritis, komputer bukanlah persyaratan mutlak bagi sebuah Sistem
Informasi Manajemen, namun dalam prakteknya Sistem Informasi Manajemen yang
baik tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan kemampuan sebuah komputer. Maka
pemnafaatan system komputer juga harus diperhatikan demi menunjang kemampuan
manusia dalam mengelola suatu Sistem Informasi Manajemen.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas,
maka diperoleh suatu rumusan masalah yaitu apakah yang dimaksud dengan Sistem
Informasi Manajemen khususnya mencakup :
1. Apakah pengertian system ?
2. Apakah pengertian data dan
informasi ?
3. Apakah pengertian manajemen ?
4. Apakah pengertian sistem
informasi manajemen ?
5. Bagaimana pengolahan computer ?
6. Bagaimana sistem informasi manajemen di mata user ?
7. Pokok-pokok sistem informasi manajemen ?
8.
Bagaimana
proses pengambilan keputusan ?
9.
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMDIK) ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari rumusan masalah di atas
yaitu untuk mengetahui tentang :
1. Pengertian system
2. Pengertian data dan informasi
3. Pengertian manajemen
4. Pengertian sistem
informasi manajemen
5. Bagaimana pengolahan computer
6. Bagaimana sistem informasi manajemen di mata user
7. Pokok-pokok sistem informasi manajemen
8. Pengambilan keputusan
9. Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan (SIMDIK)
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah bidang yang mulai berkembang
sejak tahun 1960an. Walaupun tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum
Sistem Informasi Manajemen didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan
informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, serta pengambilan
keputusan sebuah organisasi. Sistem Informasi Manajemen juga dikenal dengan
ungkapan lainnya seperti: “Sistem Informasi”, “Sistem Pemrosesan Informasi”,
“Sistem Informasi dan Pengambil Keputusan”. Sistem Informasi Manajemen
menggambarkan suatu unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan
berita dan memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajerial organisasi
dengan memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita
yang tersebar dalam berbagai bentuk dikumpulkan, disimpan serta diolah dan
diproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi
(Sentranet, 2013).
A. Sistem
Semua
sistem memiliki 3 (tiga) unsur atau kegiatan utama, yaitu:
1.
Menerima data
sebagai masukan ( input).
2.
Memproses data
dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan
dan lain-lain.
3.
Memperoleh
informasi sebagai keluaran(output).
Prinsip ini berlaku baik untuk sistem informasi manual, elektromekanis
maupun komputer.
Gambar pengolahan data
Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu untuk mencapai suatu
tujuan. Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input),
pengolahan (proses) dan keluaran (output). Di samping itu sistem
senantiasa tidak lepas dari lingkungan sekitarnya, maka umpan balik (feedback)
dapat berasal dari output akan tetapi dapat juga berasal dari lingkungan sistem
yang dimaksud (Djumiarti, 2013).
Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem).
Misalnya, sistem komputer terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem
perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem
yang lebih kecil lagi atau terdiri dari komponen-komponen. Subsistem perangkat
keras (hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat
keluaran dan simpanan luar . Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem
tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa, sehingga
dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi (integrated). Anda
dapat membayangkan, bagaimana seandainya sistem komputer yang Anda miliki,
masing-masing komponennya saling bekerja sendiri-sendiri tidak terintegrasi,
maka tujuan dari sistem komputer tersebut tidak akan tercapai (Pangestu, 2013).
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya
adalah sebagai berikut ini:
1.
Sistem
diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem
fisik (phisical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa
pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem
teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia
dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya
sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya.
2.
Sistem
diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem
buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang
terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran
bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan
mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine
system. Sistem informasi akuntansi merupakan contoh man-machine system,
karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3.
Sistem
diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi
dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara
bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem
dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang
tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan.
Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
4.
Sistem
diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem
terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak
berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini beker ja secara otomatis
tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem
tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar
tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatip
tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang
berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini mener ima
masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang
lainnya. Karena sistem sifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkunngan luarnya,
maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem
yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatip tertutup
karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis, terbuka hanya untuk
pengaruh yang baik saja. Gambar berikut menunjukkan sistem yang terbuka untuk
sistem pengendalian persediaan.
1)
Komponen-komponen
komputer
Komponen-komponen dalam sistem komputer
terbagi 3, yang tidak bisa terpisahkan yaitu :
a)
Hardware
(Perangkat Keras)
·
Processing
Device (Pemrosesan data)
·
Input
Device (Perangkat Masukan)
o Mouse
o Keyboard
o Scanner, dll
·
Output
Device
o Monitor
o Speaker
o Printer, dll
·
Storage
Device
o Hardisk
o Flashdisk
o CD/DVD Drive
b)
Software
(Perangkat Lunak)
·
Operating
System
·
Application
Program
·
Language
Program
c)
Brainware
(Orang Yang Mengoperasikan Komputer)
·
System Analis
·
Programmer
·
Operator/User
2)
Penggolongan
Komputer
Penggolongan Komputer Literatur
terbaru tentang komputer melakukan penggolongan komputer berdasarkan tigal hal:
data yang diolah, penggunaan, kapasitas/ukurannya, dan generasinya.
3)
Berdasarkan
Data Yang Diolah
·
Komputer
Analog
·
Komputer
Digital
·
Komputer
Hybrid
4)
Berdasarkan
Penggunannya
·
Komputer
Untuk Tujuan Khusus (Special Purpose Computer)
·
Komputer
Untuk Tujuan Umum (General Purpose Computer)
5)
Berdasarkan
Kapasitas dan Ukurannya
·
Komputer
Mikro (Micro Computer)
·
Komputer
Mini (Mini Computer)
·
Komputer
Kecil (Small Computer)
·
Komputer
Menengah (Medium Computer)
·
Komputer
Besar (Large Computer)
·
Komputer
Super (Super Computer)
6)
Berdasarkan
Generasinya
·
Komputer
Generasi Pertama (1946-1959)
·
Komputer
Generasi Kedua (1959-1964)
·
Komputer
Generasi Ketiga (1964-1970)
·
Komputer
Generasi Keempat (1979-sekarang)
·
Komputer
Generasi Kelima
7)
Manfaat
Komputer dalam Bidang Pendidikan
Manfaat komputer dalam kehidupan sehari-
hari sangat banyak dan sangat membantu, mempermudah , mempecepat pekerjaan
–pekerjaan manusia diantaranya adalah :
·
Dengan
adanya komputer mempermudah bagi pegawai administrasi sekolah untuk membuat
kurikulum pengajaran, jadwal pelajaran sekolah, membuat daftar nama siswa,
membuat daftar nilai siswa , membuat absen siswa , membuat perhitungan gaji
pegawai dan membuat perencanaan pengajaran bagi guru-guru sekolah.
·
Mengakses
Informasi Pendidikan lewat Internet. Seiring perkembangan jaman Internet telah
merambah sekolah-sekolah setingkat kecamatan,sehingga akses informasipun
semakin mudah diperoleh untuk kemajuan pendidikan tiap-tiap sekolah.
B. Data dan Informasi
Yang
berkaitan dengan sistem adalah data dan informasi. Kebanyakan orang mengartikan
data dan informasi dengan pengertian yang sama, namun bagi kajian ilmiah atau
kaum profesional , dua pengertian tersebut mengandung perbedaan yang mendasar.
Data merujuk pada fakta-fakta baik berupa angka-angaka, teks, dokumen, gambar,
bagan, suara yang mewakili diskripsi verbal atau kode-kode tertentu dan
semacamnya. Apabila data tersebut telah di saring dan diolah melalui pengolahan
sehingga memiliki arti dan nilai bagi seseorang, maka data tersebut berubah
menjadi informasi. Jadi yang dimaksud dengan informasi adalah semua data yang
telah diolah dan memiliki arti bagi pihak pemakai. Dengan demikian yang dipakai
orang di dalam membuat keputusan adalah informasi, bukan data.
Oleh
sebab itu ciri pokok dari suatu data adalah fakta. Data barulah menjadi
informasi pada saat mereka digunakan untuk tujuan tertentu atau apabila mereka
menyebabkan timbulnya aksin atau penambahan pengetahuan tertentu. Data terutama
harus mengalami berbagai macam pengerjaan sebelum bermanfaat sebagai informasi.
Data merupakan bahan dasar untuk proses pengerjaan, dan informasi menjadi
produk selesainya.
Contoh-contoh
data adalah Nomor Induk Mahasiswa yang tercatat di bagian akademik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa (UNTRITA), Nomor Induk
Kependudukan kota Jakarta Selatan yang tercatat di Kantor Capil dan
kependudukan, Jadwal penerbangan di Bandara SOETA Tangerang, tetapi apabila
seseorang menghubungi loket bandara untuk melihat jalur penerbangan ke Semarang
lengkap dengan keterangan kapan waktu terbang, berapa harga tiket, maka yang
dia tanyakan kepetugas di bandara adalah informasi. Untuk dapat memperoleh
informasi, pemakai data harus mengetahui jenis keterangan yang diperlukan dan
bagaimana sistem penyimpanan datanya.
Dalam
contoh jadwal penerbangan di atas, pikiran manusia (petugas counter)
dengan ditunjang perkakas komputer melakukan proses pemilihan data dan
menyajikannnya untuk dapat dipergunakan sebagai informasi yang bermakna.
Sesungguhnya jasa yang ditawarkan oleh agen perjalanan adalah penyediaan
informasi yang tepat dan cepat kepada konsumen, untuk selanjutnya informasi
dikumpulkan kembali, disimpan dan kelak dimanfaatkan dan berfungsi sebagai data
kembali. Dari penjelasan di atas secara singkat dapat dirumuskan bahwa data
adalah fakta yang tidak sedang digunakan dalam proses pengambilan keputusan,
biasanya dicatat diarsipkan tanpa maksud untuk segera di ambil kembali untuk
pengambilan keputusan. Sebaliknya informasi adalah data yang telah diambil
kembali, diolah atau digunakan untuk memberi dukungan keterangan bagi pengambil
keputusan.
Informasi
adalah data yang sudah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat
karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakannya dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan demikian informasi yang mempunyai kualitas
tinggi akan menentukan efektivitas pengambilan keputusan.
Ada tiga
pilar utama yang menentukan kualitas informasi (Wahyudi Kumorotomo, 1997: 7)
yakni akurasi, ketepatan waktu dan relevansi, lebih lanjut diungkapkan secara
lengkap tentang syarat-syarat informasi yang baik yakni :
1.
Ketersediaan (availability)
: Sudah barang tentu syarat yang mendasar adalah tersedianya informasi itu
sendiri, informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak
memanfaatkannya.
2.
Mudah dipahami (comprehensibility)
: Informasi harus mudah dipahami oleh pembuat keputusan, baik informasi
tersebut diperuntukkan dalam pembuatan keputusan yang sifatnya rutin maupun
strategis. Informasi yang rumit dan berbelit-belit hanya akan membuat kurang
efektifnya keputusan manajemen
3.
Relevansi : Informasi
yang diperlukan adalah yang benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan
tujuan organisasi.
4.
Bermanfaat : Informasi
harus tersaji kedalam bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatannya oleh
organisasi yang bersangkutan.
5.
Tepat waktu : Informasi
harus tersedia tepat pada waktunya, syarat ini utamanya sangat penting pada
saat organisasi membutuhkan informasi ketika manajer hendak membuat keputusan
yang krusial.
6.
Keandalan : Informasi harus diperleh dari sumber-sumber
yang dapat diandalkan kebenarannya. Pengolah data atau pemberi informasi harus
dapat menjamin tingkat kepercayaan yang tinggi atas informasi yang disajikan.
7.
Akurat : Syarat
ini mengharuskan informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan. Ini
berarti juga bahwa informasi harus jelas dan secara akurat mencerminkan makna
yang terkandung dari data pendukungnya.
8.
Konsisten : Informasi tidak boleh mengandung
kontradiksi di dalam penyajiannya, karena konsistensi merupakan syarat penting
bagi dasar pengambilan keputusan.
Tampak bahwa ada berbagai macam syarat yang harus
dipenuhi bagi informasi untuk kepentingan manajemen. Pengolah data atau
penyedia informasi harus mempertimbangkan segi-segi waktu penyajian isi, format
maupun segi-segi lain dari informasi tersebut. Ini dapat dipahami karena dalam
organisasi modern, kualitas informasi yang dipergunakan dalam manajemen itulah
yang akan menentukan efisiensi dan efektifitas organisasi yang bersangkutan.
C. Manajemen
Berikutnya
manajemen atau ilmu manajemen terhadap informasi. Manajemen merupakan proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Gaol, 2008). Dari
prinsip-prinsip administrasi klasik, kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer Menurut Luther M. Gullick tercakup dalam akronim
POSDCORB (planning, organizing, staffing, directing,
coordinating/controlling, budgeting). Lebih ringkas lagi,
kegiatan manajemen tercakup dalam tiga kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian.
Di dalam
perencanaan, manajer mendefinisikan tujuan organisasi, menentukan arah tindakan
bagi organisasi, serta menentukan langkah-langkah strategis guna mencapai
tujuan organisasi. Dalam pengorganisasian, manajer mengatur atau menata
kegiatan-kegiatan operasional supaya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
antara lain dengan mengadakan pembagian kerja, penetapan struktur kewenangan
dan rantai komando, penempatan pegawai dalam satuansatuan organisasi dan
sebagainya. Pengendalian manajer mengadakan evaluasi apakah prestasi yang
dicapai oleh organisasi telah sesuai dengan standar baku yang telah ditetapkan.
D. Sistem Informasi Manajemen
Dari
semua pengertian di atas mengenai sistem, informasi, dan manajemen, Sistem
Informasi Manajemen dapat disimpulkan bahwa tujuan dibentuknya Sistem informasi
manajemen adalah supaya organisasi memiliki suatu sistem yang dapat diandalkan
dalammengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan
manajemen baik yang berkaitan dengan keputusan keputusan rutin maupun
keputusan-keputusan strategis.
Dengan
demikian Sistem Informasis Manajemen adalah suatu sistem yang menyediakan
kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Lebih lengkapnya Sistem Informasis
Manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam
organisasi dan disatukan apabila di pandang perlu, dengan maksud memberikan
data kepada manajemen setiap waktu diperlukan, baik data yang bersifat intern
maupun yang bersifat ekstern, untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Sistem
Informasi Manajemen merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi. SIM
tergantung dari besar kecilnya organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem
informasi sebagai berikut:
1.
Sistem informasi
akuntansi (accounting information system),menyediakan informasi dari
transaksi keuangan.
2.
Sistem informasi
pemasaran (marketing information system), menyediakan informasi untuk
penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan
penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
3.
Sistem informasi
manajemen persediaan (inventory management information system).
4.
Sistem informasi
personalia (personnel information systems).
5.
Sistem informasi
distribusi (distribution information systems).
6.
Sistem informasi
pembelian (purchasing information systems).
7.
Sistem informasi
kekayaan (treasury information systems).
8.
Sistem informasi
analisis kredit (credit analiysis information systems).
9.
Sistem informasi
penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
10.
Sistem informasi
teknik (engineering information systems).
Semua sistem-sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan
informasi kepada semua tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah (lower
level management), managemen tingkat menengah (middle level management)
dan manajemen tingkat atas (top level management).
Top level management dengan executive
management dapat terdiri dari direktur utama (president), direktur (vise-president)
dan eksekutif lainnya di fungsi-fungsi pemasaran, pembelian, teknik, produksi,
keuangan dan akuntansi. Sedang middle level management dapat terdiri
dari manajer-manajer devisi dan manajer-manajer cabang. Lower level
management disebut degan operating management dapat meliputi mandor
dan pengawas.
Top level management disebut
juga dengan strategic level, middle level management dengan tactical
level dan lower management dengan tehcnical level.
E. Pengolahan Komputer
Semula komputer tidak direncanakan untuk pengolahan informasi, tetapi kini
terutama justru diterapkan dalam bidang ini. Persyaratan teknis sebuah sistem
informasi manajemen berdasarkan komputer secara singkat, adalah:
F. Sistem Informasi Manajemen Di Mata User
Kebanyakan
pemakai sistem informasi manajemen berdasarkan komputer adalah sebagai berikut:
Petugas
administrasi dapat merasakan bertambahnya kebutuhan akan masukan (input)
pada saat upaya SIM dimulai dan sebuah database sedang disusun. Prosedur
baru untuk mengendalikan data akan ditetapkan. Proses administrasi akan berubah
dengan memakai alat-alat online seperti unit peraga, alat pencetak, dan
alat untuk memasukkan data. Para petugas di seluruh bagian organisasi akan diminta
melaporkan informasi yang sebelumnya mereka simpan dalam arsip atau “catatan
rahasia” mereka sendiri.
Para
penyelia tingkat pertama akan membutuhkan lebih banyak masukan data tetapi akan
merasakan peningkatan besar dalam pemer olehan informasi. Informasi keadaan
juga akan dicapai secara jauh lebih mudah. Model-model keputusan dapat membantu
perkiraan pertama dalam pemecahan persoalan misalnya penjadualan. Laporan
cenderung menjadi lebih informatif dan cepat. Analisis dan laporan khusus lebih
mudah diperoleh. Umpan balik berbagai prestasi menjadi lebih besar
frekuensinya.
Staf ahli
yang membantu manajemen tingkat lebih tinggi mendapat manfaat besar dari
kemampuan SIM. Database diselidiki untuk kemungkinan sesuatu persoalan. Datanya
dianalisis guna menemukan pemecahan yang mungkin. Model per encanaan dipakai
untuk menghasilkan pendekatan pertama rencana yang akan diperiksa manajer.
Model dasar tersebut memberikan cara-cara penelitian dan rancangan, sementara
para staf ahli merumuskan data untuk kebutuhan manajerial.
Manajer
pada semua tingkat mempunyai kemampuan baru untuk memper oleh informasi yang
relevan dengan fungsi mereka. Untuk pengambilan keputusan, sistem tersebut
dapat memberikan saran pemecahan yang optimal secara langsung atau dapat
memberikan analisis manusia/mesin dan prosedur keputusan untuk membantu dalam
mencapai sebuah keputusan yang baik. Sebagai contoh, seorang manajer untuk
suatu ketersediaan barang akan memprogram pengambilan keputusan dalam banyak
kasus, misalnya perihal jumlah pesanan.
Dalam
situasi rumit seperti pesanan sebuah tempat muatan kendaraan untuk mencapai
pembelian yang ekonomis, mungkin algoritma optimisasi tidak dipakai, tetapi
sebuah prosedur keputusan diadakan untuk membantu manajer dalam mencapai sebuah
pemecahan yang memuaskan. Perencanaan dibantu oleh model perencanaan disertai
sebuah dialog manusia/mesin untuk mengadakan percobaan pemecahan.
Secara
ringkas, pengolahan rutin paling sedikit terpengaruh oleh penerapan rancangan
SIM. Petugas administrasi akan menyiapkan data yang kurang lebih sama, tetapi
akan terdapat persyaratan data tambahan, dan semakin banyak alat onlie dipakai.
Persyaratan data pada semua tingkat personalia akan ber kembang, tetapi akan
terjadi peningkatan tersedianya informasi terbaru yang akurat. Laporan, jawaban
atas permintaan informasi, analisis, perencanaan dan pengambilan keputusan akan
mendapat pengolahan dan dukungan informasi lebih baik.
G. Pokok-Pokok Sistem Informasi Manajemen
Sebuah
sistem informasi manajemen mengandung elemen-elemen fisik sebagai berikut:
1.
Perangkat keras
komputer
2.
Perangkat lunak:
a.
Perangkat lunak
sistem umum
b.
Perangkat lunak
terapan umum
c.
Program aplikasi
3.
Database (data
yang tersimpan dalam media penyimpanan komputer)
4.
Prosedur
5.
Petugas
Pengoperasian
Dalam hal
penerapan, sebuah subsistem terapan yang lengkap terdiri dari:
1)
Program untuk
melaksanakan pengolahan komputer.
2)
Prosedur untuk
membuat terapan menjadi operasional (formulir, petunjuk untuk operator,
petunjuk untuk pemakai, dan seterusnya).
Subsistem
terapan dapat diuraikan dalam bentuk fungsi keorganisasian yang mendukung
(pemasaran, produksi, dan sebagainya) atau dalam bentuk jenis kegiatan yang
tengah dilaksanakan.
H. Pengambilan Keputusan
Pemilihan solusi terbaik dapat dipilih dengan berbagai cara. Herry
Mintzberg, seorang ahli manajemen telah mengidentifikasi tiga pendekatan
(Raymond McLeod & Schell, 2008):
1.
Analisis –
Evaluasi atas pilihan-pilihan secara sistematis, dengan mempertimbangkan
konsekuensi pilihan-pilihan tersebut pada tujuan organisasi. Salah satu
contohnya adalah pertimbangan yang dilakukan oleh para anggota komite pengawas
SIM untuk memutuskan pendekatan mana yang harus diambil dalam
mengimplementasikan sistem informasi eksekutif.
2.
Penilaian – Proses
pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer. Sebagai contoh adalah manajer
produksi yang menerapkan pengalaman dan intuisi dalam mengevaluasi gambar
pabrik baru yang diusulkan dari model matematika.
3.
Penawaran –
Negosiasi antara beberapa manajer. Salah satu contoh adalah proses member dan
menerima yang berlangsung antara para anggota eksekutif mengenai pasar yang
mana yang harus dimasuki selanjutnya. Di sinilah tempat di mana pengaruh
politik dalam perusahaan dapat dilihat dengan jelas.
Ketiga
cara tersebut dapat digunakan dalam pemilihan alternatif untuk menyelesaikan
masalah atau dalam pengambilan keputusan pada proses bisnis yang penting.
Proses keputusan dapat dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan sampai
perancangan dan kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap tahap hasilnya
mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi tahapan
tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses bersinambung. Sebagai contoh,
pilihan mungkin menolak semua alternatif dan kembali ke tahap perancangan untuk
menerbitkan pemecahan tambahan.
Kekuatan
yang menggerakkan proses pengambilan keputusan dapat berupa ketidakpuasan atas
keadaan saat itu atau imbalan yang diharapkan dari keadaan baru. Dalam kasus
ketidakpuasan, kekuatan penggerak adalah penemuan sebuah persoalan. Dalam hal
imbalan yang diharapkan, adalah hasil pencarian peluang. Cara lain untuk
menjelaskan proses pengambilan keputusan adalah dalam arti suatu kegiatan
berkesinambungan yang digerakkan oleh sebuah sasaran mengubah sistem (bisnis,
departemen, keluarga dan sebagainya) dari keadaan sekarang menjadi suatu
keadaan yang diharapkan atau tujuan mengakibatkan suatu pencarian cara
mencapainya. Proses ini sering disebut “analisis cara tujuan” (means-end
analysis).
Beberapa
model pengambilan keputusan lebih banyak menekankan pada umpan balik hasil
keputusan. Sebagai contoh, Rubenstein dan Haberstroh mengusulkan
langkah-langkah berikut ini :
1.
Pengenalan
persoalan atau kebutuhan untuk pengambilan keputusan.
2.
Analisis dan
laporan alternatif-alternatif.
3.
Pemilihan di
antara alternatif yang ada.
4.
Komunikasi dan
pelaksanaan keputusan.
5.
Langkah lanjutan
dan umpan balik hasil keputusan.
I. Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan (SIMDIK)
Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan
aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil
kembali datadalam rangka mendukung kembali proses pengambilan keputusan bidang
pendidikan. Data-data tersebut adalah data empiris atau data/fakta
sebenarnya yang benar-benar ada dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Dengan mempertimbangkan
uraian-uraian di atas dapat dikemukakan definisi alternatif sistem informasi
manajemen pendidikan, yakni: sistem, yang terdiri dari sekelompok orang,
pedoman, dan perangkat pengolah data, yang memantau dan mengambil kembali data
dari lingkungan, yang memperoleh data dari transaksi dan operasi dalam
organisasi, dan yang menyaring, mengatur, dan memilih data serta menyajikannya
sebagai informasi kepada para pemangku kepentingan pendidikan/sekolah, terutama
bagi para manajer pendidikan pada semua level dan fungsi organisasi, untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen,
untuk mendukung komunikasi, dan untuk mendukung kegiatan operasional, termasuk
di dalamnya kegiatan instruksional.
Tujuan atau kemajuan Lembaga
Pendidikan atau sekolah akan bisa tercapai tergantung pada lingkungan
pendidikan tersebut. Perubahan yang terjadi dilingkungan pendidikan juga mempengaruhi
lembaga pendidikan. Lingkungan pendidikan yang dimaksud adalah ekonomi,politik
dan sosial budaya masyarakat. Perlunya sistem informasi bagi lembaga pendidikan
yaitu :
1. Pada tahun 2000an hampir tidak ada lembaga
pendidikan yang tidak memanfaatkan media massa untuk mengiklankan lembaga
pendidikannya,apalagi menjelang tahun ajaran baru. Metode yang digunakan sangat
bervariasi,model yang dipakai juga sangat beraneka ragam, yang menarik untuk
dikaji, ada perguruan tinggi yang mempromosikan lembaganya dengan menggunakan
model pelawak dan artis (bukan seorang ahli atau ilmuwan).
2.
Lembaga
pendidikan tidak bisa lagi dianggap sebagai lembaga sosial semata, karena di
dalam lembaga pendidikan tersebut ada berbagai kepentingan yang mengharuskan
lembaga tersebut tetap eksis dalam situasi yang penuh persaingan.
3.
Sistem
informasi tidak saja menginformasikan apa yang terjadi di dalam lembaga
pendidikan , tetapi juga menyerap informasi dari lingkungan untuk kepentingan
lembaga pendidikan dan masyarakat.
4.
Perubahan
lingkungan ini sangat pesat, misalnya perubahan perundangan, kebijakan
pemerintah, perkembangan teknologi informasi harus segera direspon oleh
lembaga pendidikan kalau lembaga tersebut tetap ingin eksis. Lembaga pendidikan
yang besar melibatkan orang banyak artinya rentang kendalinya juga semakin
meningkat dan pihak ekternal yang terlibat juga banyak.
5.
Semakin luasnya
orang yang berkepentingan dengan lembaga atau organisasi diperlukan sistem
informasi yang cepat , tepat , relevan , padat, jelas mempunyai daya kuantifikasi
dan konsistensi. Oleh karena itu perlu bantuan teknologi informasi,dan juga
pimpinan memerlukan peringkasan informasi dari masing-masing bagian dalam
rangka pengambilan keputusan.
Manfaat lain dari sistem informasi ini adalah
1. Lebih mendekatkan masyarakat dengan lembaga-lembaga
pendidikan atau sebaliknya mendekatkan sekolah dengan masyarakat di sekitarnya.
2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga pendidikan dan menggalang dukungan dan bantuan masyarakat tehadap
program-program lembaga pendidikan.
Tahap-tahap yang dilalui dalam sistem informasi
adalah :
1.
Tahap masukan
2.
Tahap
pemrosesan atau pengolahan
3.
Tahap keluaran
Terkait dengan
tahap-tahap ini adalah fungsi-fungsi pengumpulan, pemprosesan data, penyediaan
informasi,manajemen data dan pengendalian data. Fungsi-fungsi ini sering di
sebut sebagai siklus pemprosesan data yang mentransformasi data dari berbagai
sumber menjadi informasi yang dibutuhkan oleh internal maupun eksternal
organisasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem
informasi dari suatu organisasi tidak akan pernah dapat diotomatisasikan
sepenuhnya atau menyeluruh. Namun demikian, suatu sistem informasi manajemen
sangat mungkin dan praktis apabila didasarkan pada rencana keseluruhan yang
bagus serta dikembangkan oleh personil sistem yang terlatih, untuk itu
diperlukan partisipasi manajemen dan sumber keuangan yang memadai.
Sistem
informasi yang melayani tugas utama organisasi harus bersifat silang fungsional
dan harus terus-menerus diperbaiki demi menjaga kesinambungan efektivitasnya.
Tugas utama organisasi seringkali dilayani oleh sistem penopang keputusan/Decision
Support System (DSS) yang di dalamnya berisi model, database dan manajer
yang berinteraksi langsung. Integrasi sistem informasi merupakansalah satu
konsep kunci dari sistem informasi manajemen. Berbagai sistem dapat saling
berhubungan satu dengan yang lain dengan berbagai cara yang sesuai dengan
keperluan integrasinya.
B. Saran
Sebagian
besar organisasi akan memperoleh kemanfaatan yang besar dari meningkatnya
derajat integrasi sistem informasi yang mereka miliki. Interaksi antara manajer
dan mesin adalah kaitan antara manajer dan mesin, yaitu suatu titik dimana
mereka bisa saling “berkomunikasi” secara tradisional sistem komputer masih sering
membuat para manajer “frustasi”, tetapi dengan adanya perkembangan baru,
seperti bahasa produktivitas, pelatihan (training), sepertinya cukup
membantu memecahkan masalah ini. Penulis
dapat memberikan saran bahwa hendaknya setiap organisasi harus menerapkan
Sistem Informasi Manajemen yang baik dan benar karena sangat berpengaruh pada
perkembangan dan kestabilan suatu organisasi dalam pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Gaol, C.
J. (2008). Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta:
Grasindo.
Raymond
McLeod, J., & Schell, G. P. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Dokumen Website:
Djumiarti,
T. (2013, October 22). Undip. Retrieved from Undip Web Site: http://eprints.undip.ac.id/9848/1/BUKU_AJAR_SIM_Publik_UTK_Mhs.pdf
Ismail,
M. (2013, October 22). UMM. Retrieved from UMM We Site: http://directory.umm.ac.id/SI-PT/akuntansi-mutia.pdf
Pangestu,
D. W. (2013, October 22). IlmuKomputer.Com. Retrieved from
IlmuKomputer.Com Web Site: ilmukomputer.com
Sentranet. (2013, October 22). Sentranet. Retrieved
from Sentranet Web Site:
http://www.sentranet.co.id/component/content/article/46-ict-world/93-apa-itu-sistem-informasi-manajemen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar